“Walau dalam politik itu sah-sah saja, tapi “akrobat politik” yang dilakukan Gerindra itu sangat mengejutkan. Sepertinya, Gerindra telah kehilang ruang tawar-menawarnya dengan parpol berbasis Islam. PPP telah bentuk KTM dengan CNY Cabupnya. PDIP terus intensif berkomunikasi dengan PKB yang akan nempatkan Ade Sugianto sebagai Cabupnya,” urai pengajar Sekolah Politik Anggaran (SEPOLA) Bandung ini.
Menurut Nandang, dari proses itulah muncul inisiatif Gerindra untuk secara drastis merubah strategi dan targetnya. Karena, lanjut Nandang, jika terlambat membaca fakta lapangan Gerindra bisa ketinggalan yang lain.****