Konferensi Asia-Afrika: MANTAPS! Peran Indonesia Hentikan Penjajahan

- 2 Juli 2024, 08:00 WIB
KAA  di Indonesia terbukti memiliki semangat untuk Menghentikan Penjajahan
KAA di Indonesia terbukti memiliki semangat untuk Menghentikan Penjajahan /Foto : Humas Kota Bandung/

IDEJABAR - Pertemuan untuk mencapai perdamaian dunia pernah diadakan di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat pada 18-24 April 1955. Pertemuan itu kemudian sebagai dikenal Konferensi Asia Afrika (KAA). Dampak dari KAA itu terhadap politik globalsaat itu  sangatlah signifikan.  

Konferensi ini dipimpin oleh P.M. Ali Sastroamijoyo dan dibuka oleh Presiden Soekarno. Sebanyak 29 dari 30 negara di kawasan Asia-Afrika datang ke pertemuan ini. Afrika Tengah (Rhodesia) saat itu absen karena situasi di negaranya belum stabil.  

KAA Tonggak Penting Dalam Sejarah Diplomasi Global.  

Seperti dikutip dari laman resmi Kemdikbud, gagasan pertemuan negara-negara Asia-Afrika itu diajukan oleh Indonesia setelah Konferensi Kolombo pada 28 April 1954. Meskipun beberapa peserta awalnya ragu, namun akhirnya mereka pun menyetujui tehadap gagasan tersebut.  

Baca Juga: HEBAT EUY! Pemkot Bandung Akan Integrasikan Festival Asia Afrika dan Asia Africa Corner

Pada masa Perang Dingin, Amerika Serikat dan Uni Soviet saling berhadapan sebagai dua kekuatan adidaya. Lalu, muncul sebuah gagasan untuk meredakan ketegangan dan mewujudkan perdamaian dunia.  

Indonesia memainkan peran penting dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA), sebuah forum yang menjadi tonggak penting dalam sejarah diplomasi global.  

Latar belakang terbentuknya KAA dimulai setelah berakhirnya Perang Dunia II. Ketika itu, Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet muncul sebagai kekuatan besar yang saling bersaing.  

Baca Juga: Hasil Konferensi Asia Afrika 1955 INGAT! Makna Penting Di Balik Dasasila Bandung

Pemerintah Indonesia memprakarsai dan menyelenggarakan KAA dengan dukungan dari negara-negara di Asia dan Afrika. Usulan untuk menggelar KAA pertama kali muncul dalam Konferensi Kolombo pada 1954 dan Indonesia berperan sebagai penggagas utama.  

Halaman:

Editor: Edi Purnawadi

Sumber: Humas Kota Bandung


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah