IDEJABAR - Kekuatan PPP di Kabupaten Tasikmalaya tidak bisa dianggap remeh. Dari Pilkada ke Pilkada, PPP selalu tampil sebagai kunci kemenangan.
Sejak Pilkada langsung digelar, dominasi PPP di Kab Tasik tetap kuat. Hebatnya lagi, PPP selalu memegang kunci kemenangan.
Setiap pasangan Calon Bupati/Wakil Bupati yang diusung oleh PPP selalu tampil jadi pemenang. Sehingga, tak salah jika Kab Tasik dianggap sebagai basis PPP.
Tatang FH Adalah Peletak Kekuatan PPP Di Kab Tasik
Secara kesejarahan itu berawal dari kepemimpinan Tatang Farhanul Hakim (TFH) yang berhasil memenangkan Pilkada Kab Tasik saat berpasangan dengan Dede S Oeron dan itu merupakan pemilihan terakhir yang dilakukan oleh DPRD.
Pada Pilkada 2006 yakni pada pemilihan langsung yang pertama TFH berpasangan dengan HE. Hidayat. Dan pasangan TFH-HE. Hidayat tampil sebagai pemenangnya. Dan itu merupakan periode ke dua TFH menjadi Bupati Tasikmalaya.
Ketika kepemimpinan TFH suara PPP di Kab Tasik sangat mendominasi. Pada Pemilu tahun 2004, PPP berhasil meraih 12 kursi di DPRD jauh meninggalkan partai lainnya.
Kemudian pada Pemilu 2009, PPP berhasil meraih 14 kursi sebuah capaian yang sangat luar biasa. Pada masa kepemimpinan TFH, PPP berhasil menguasai DPRD di Kab TasiK.
Pada Pilkada 2011 kandidat calon yang diusung oleh PPP yakni U. Ruzhanul Ullum berhasil menjadi pemenang dan dilantik menjadi Bupati Tasikmalaya. U. Ruzhanul Ullum merupakan kader PPP yang meneruskan kepemimpinan TFH.
Baca Juga: WADUH! Kepala BMKG Surati Jokowi Soal Ancaman Musim Kemarau
U.Ruzhanul Ullum berhasil menjadi Bupati Tasikmalaya dua periode dan dua- duanya berpasangan dengan Ade Sugianto yang saat ini menjadi Bupati Tasikmalaya.
Kemenangan Ade Sugianto pada Pilkada 2021 juga ditopang oleh PPP yang menempatkan Cecep Nurul Yakin kader PPP sebagai wakilnya. Dan itu, membuktikan bahwa PPP masih jadi kunci kemenangan di Pilkada Kab Tasik.
Kekuatan PPP Di Kab Tasik Mulai Memudar
Sayangnya, kehebatan PPP masa lalu berbeda dengan saat ini. Saat ini di Kab Tasik suara PPP terus mengalami penurunan. Sehingga itu berdampak pada raihan kursi di DPRD. Dari 14 kursi dewan langsung terjun bebas jadi 9 kursi pada Pemilu 2014.
Penurunan suara PPP juga terjadi pada Pemilu 2019 yang kembali melorot dari 9 kursi menjadi 7 kursi atau kehilangan 2 kursi di DPRD. Kekuatan PPP di DPRD mulai menurun jika dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya.
Penurunan suara PPP dalam Pemilu juga terjadi pada Pemilu 2024 kemarin. PPP kembali kehilangan satu kursi di DPRD dari 7 kursi jadi 6 kursi. Ini bisa menjadi sinyalemen bahwa kepercayaan masyarakat terhadap PPP mulai menurun.
Padahal Ketua DPC PPP, H Cecep NY saat ini jadi Wakil Bupati Tasikmalaya mendampingi Ade Sugianto. Mestinya Cecep NY bisa meyakinkan masyarakat agar suara PPP tidak terus berkurang.
Baca Juga: Pilkada Kab. Tasik : TRAGIS! KH. Atam Gagal Jadi Calon Z1, Gerindra Lebih Milih Cecep NY Di Z1
Lalu yang menjadi pertanyaan dengan terus menurunnya suara PPP, masihkah PPP akan tampil jadi kunci kemenangan pada Pilkada 2024 nanti?
Pemerhati Politik yang juga Direktur Pascasarjana STHG Tasikmalaya, Dr HN Suryana SH MH mengatakan suara PPP dari Pemilu ke Pemilu terus alami penurunan. Dan itu, kata Suryana, berdampak pada berkurangnya raihan kursi di DPRD Kab Tasik yang saat ini tinggal 6 kursi.
"Memang betul suara PPP menurun dan itu berakibat pada berkurangnya jumlah kursi di dewan. Tapi ketika PPP berkoalisi dengan partai mana pun di luar Gerindra dan PDIP, PPP tetap jadi kunci kemenangan," kata HN Suryana kepada IDEJABAR saat ditemui di Ruang Kerjanya, Kamis (29/05/24).
Baca Juga: Pilgub Jabar 2024 : HEBAT EUY! Angka Partisipasi Pemilih Di Jabar Capai 82,3 Persen
Menurut Suryana, hal itu terjadi karena secara kultural Kab. Tasik dianggap sebagai basis pesantren yang merupakan pemilih tradisional PPP. Untuk itu, urai Suryana, hal itu pun akan terjadi pada Pilkada 2024 ini yakni PPP akan tampil jadi kunci kemenangan lagi.
Diingatkan Suryana, tentu hal itu pun harus ditopang oleh figur kandidat calon yang diusung oleh PPP. Pasalnya, kata Suryana, Pilkada itu memilih figur, bukan memilih partai.***