IDEJABAR – Meski harga beras diramal tetap tinggi meskipun pemerintah akan mengimpor 3 juta ton di tahun ini. Pasalnya, pasokan gabah dari petani masih rendah, karena masa tanam dan panen di daerah sentra beras sedang mundur.
Sebelumnya di Jakarta, Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, menjelaskan, kenaikan harga itu terjadi karena kondisi produksi dari petani dalam negeri belum maksimal. Untuk Januari-Februari, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi beras dalam negeri defisit 2,8 juta ton.
Bey meminta masyarakat tidak perlu khawatir tentang stok beras.
Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, meminta masyarakat tidak perlu khawatir soal ketersediaan stok beras. Bey memastikan cadangan beras di Bulog masih aman. Tinggal didistribusikan secara merata ke tempat-tempat penjualan beras di seluruh Jabar.
"Yang pasti cadangan di Bulog aman. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir, tinggal masalah pasokan saja ke tempat-tempat penjualan beras," ucap Bey kepada wartawan saat ditemui di kantor Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jabar, Kota Bandung, Senin kemarin.
Meskipun demikian, Bey meminta ASN Pempov Jabar yang berada di lingkungan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jabar untuk berinovasi agar stok beras tidak mengalami penurunan.
"Saya minta Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jabar mencari inovasi baru untuk ke depannya, karena Jawa Barat itu salah satu sentral produksi beras di Tanah Air," ujarnya.
Baca Juga: Kenaikan Harga Beras Di Kota Tasikmalaya, Dipicu Oleh Keterlambatan Masa Panen
Selain mengunjungi Distanhor Jabar, Bey juga berkunjung ke DBMPR Jabar untuk memberikan suntikan semangat kepada ASN agar terus bekerja lebih baik lagi.