IDEJABAR – Kekeliruan Gibran Rakabuming Raka menyebut ibu hamil membutuhkan asam sulfat dan resep agar UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) dapat menembus pasar luar negeri, rupanya berbuntut panjang. Gibran “dirujak” warga net, kemudian dijadikan simbol kebodohan di kalangan anak muda.
Sebelumnya, anak muda akan mengomentari rekannya, “Bodoh banget sih lu!” kepada rekannya yang silap. Belakangan ini, mereka akan menghardik, “Gibran banget sih lu!” Hardikan ini sering terdengar dalam percakapan sehari-hari anak muda di kota-kota besar.
Maraknya hardikan itu juga viral melalui kanal youtube Mind TV Indonesia dan instagram @mindtv.id https://www.instagram.com/p/C0jFctBJNpd/ yang mendapat 63.336 likes.
Baca Juga: Viral, Gerakan #KAMIMUAK yang Didukung Kelas Menengah, Sinyal Bahaya Bagi Prabowo-Gibran
Menggerus Elektabilitas Prabowo-Gibran
Masalahnya adalah, dalam “balapan liar” Pemilihan Presiden (Pilpres) yang tinggal 64 hari lagi, kekeliruan Gibran yang berulang itu, niscaya dapat berakibat buruk pada tingkat keterpilihan (elektabilitas) Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto.
Meski berdasarkan survei Litbang Kompas terbaru, elektabilitas pasangan Prabowo-Gibran paling tinggi, yakni 39,3 persen, blunder Gibran yang berulang-ulang berpotensi menurunkan elektabilitas mereka.
Lagipula, angka 39,3 persen ini masih jauh dari aman. Kalau mau aman, elektabilitas pasangan nomor dua ini mesti 54 persen. Sebab, margin error (rentang ke atas dan bawah kesilapan) survei itu +- 2,65 persen. Jadi angka riilnya berkisar antara 36,65 persen sampai 41,95 persen. Sementara untuk menang satu putaran, diperlukan suara 50 persen plus satu suara.
Dari elektabilitas Prabowo-Gibran ini, para ahli berpendapat bahwa Pemilihan Presiden akan berlangsung dua putaran. “Mencermati perkembangan elektabilitas ketiga pasangan capres dan cawapres itu, sangat besar kemungkinan Pilpres akan berlangsung dua putaran,” kata Direktur Lingkar Ide Nusantara (LIN) Edi Purnawadi di Tasikmalaya kepada IDEJABAR.