Network
IDEJABAR – Ajakan mengenakan gelang atau pita putih bertuliskan #KAMIMUAK yang menjadi kemarin topik terpopular (trending topic) di media sosial (medsos), kini semakin meluas. Semakin banyak anggota masyarakat, termasuk para tokoh ternama di bidangnya masing-masing, mengunggah foto sedang mengenakan gelang itu ke medsos mereka (instagram/IG, X, dan Facebook).
Kalimat lengkap ajakan tersebut ialah: Kenakan gelang/pita putih #KAMIMUAK di pergelangan tangan, pakai saat ke kantor, ke kampus, ke kafe, kemana pun. Upload foto kalian di IB, FB, X, WA, dll. Kita tunjukkan, kita muak dengan patgulipat konstitusi, politik dinasti, dan aparat yang tidak netral. LAWAN KETIDAKADILAN DALAM PEMILU 2024!!
Dua tokoh pers ternama yang memamerkan foto sedang memakai gelang itu ialah Santoso (@toscasantoso) dan Imran Hasibuan (@imran.hasibuans). Cukup menarik bahwa Santoso, yang boleh dibilang cukup lama menyingkir dari dunia politik, tampak aktif dalam gerakan #KAMIMUAK. Jurnalis yang berulangkali meraih penghargaan internasional ini memamerkan gelangnya di IG @toscasantoso.
Bertahun-tahun terakhir ini, Santoso menerjunkan diri dalam program penghutanan kembali tanah kritis, seraya berbisnis kopi berlabel Sarongge di Cianjur. Namun perkembangan politik mutakhir, rupanya “memanggilnya” kembali.
Sejalan dengan itu, Direktur Lingkar Ide Nusantara (LIN) Tasikmalaya, Edi Purnawadi, menilai gerakan #KAMIMUAK, meski tidak menyebut nama orang, jelas mengarah kepada Joko Widodo, Gibran, dan keluarganya. Mengingat gerakan ini dipelopori dan didukung kelas menengah, maka berpotensi semakin meluas dan tentu menurunkan tingkat keterpilihan (elektabilitas) Gibran dalam “pacuan kuda” Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
“Gerakan #KAMIMUAK dipelopori dan didukung kelas menengah. Tahu sendirilah kalau kelas menengah sudah bergerak, bisa membesar dan memaksa penguasa terjajar,” kata Edi Purnawadi dengan nada puitis. “Ditambah lagi kemarin dulu ada gerakan mahasiswa UGM Yogyakarta, yang menominasikan Jokowi sebagai alumni UGM paling memalukan, tentu semua ini akan berakibat pada elektabilitas Gibran dan pasangannya. Tidak mustahil elektabilitas Prabowo-Gibran tergerus.”
Nah, jika ini terjadi, maka pemilihan presiden bakal berlangsung makin seru!***
