Sebelumnya di Jakarta, Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, menjelaskan, kenaikan harga itu terjadi karena kondisi produksi dari petani dalam negeri belum maksimal. Untuk Januari-Februari, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) produksi beras dalam negeri defisit 2,8 juta ton.
Kondisi ini juga terjadi selama 2023 lalu. Harga beras terus mengalami kenaikan karena produksi yang kurang dari kebutuhan konsumsi berlarut selama 7 bulan. Pasalnya, pasokan gabah dari petani masih rendah, karena masa tanam dan panen di daerah sentra beras sedang mundur.***