Awas: Demo Sopir Truk Parungpanjang, Bogor, Menuju Konflik Horizontal

- 9 Desember 2023, 14:30 WIB
Puluhan mobil warga di sekitar Parungpanjang tidak dapat melintas sehingga mereka terpasa menginap di dekat gerbang  Sentra Land
Puluhan mobil warga di sekitar Parungpanjang tidak dapat melintas sehingga mereka terpasa menginap di dekat gerbang Sentra Land /@parungpanjangmelawan/

IDEJABAR – Demo sopir truk tambang Jumat malam (8/12) yang mengakibatkan jalan raya Parung Panjang, Kabupaten Bogor, macet total hingga Sabtu (9/12) ini berpotensi menimbulkan konflik horizontal. Soalnya, jalan raya itu menghubungkan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Tangerang, dan merupakan urat nadi perhubungan warga setempat. Akibatnya warga tersulut kemarahannya, sebagaimana telah ditumpahkan di media sosial.

Para sopir truk tersebut memang menunjukkan perilaku pongah. Mereka melakukan demo dengan meninggalkan kendaraannya di jalan raya, sehingga akses jalan tertutup. Mereka juga meninggalkan truk di depan Mako Damkar Sektor Parungpanjang. Akibatnya Damkar tidak dapat beroperasi jika terjadi kebakaran. Begitu pula ambulan tidak dapat melintas karena jalan tertutup truk.

Sebagaimana dilaporkan IG @parungpanjangmelawan https://www.instagram.com/p/C0m5fg9BNtb/?img_index=1  cukup banyak pengemudi mobil yang terpaksa bermalam di pintu gerbang Sentraland dari Jumat pukul 23.00 malam hingga Sabtu pukul 03.00 pagi.

Baca Juga: Khawatir Korban Jatuh Lagi, Warga Parungpanjang, Bogor, akan Menggelar Demo Lanjutan

Sabtu ini (9/12) terjadi lagi kecelakaan. Sebuah truk terguling di Desa Cirarab, Legok, karena melintas terlalu ke pinggir jalan dan menimpa seorang pengemudi motor hingga kakinya terjepit. Video kecelakaan tersebut viral di IG @parungpanjangviral dan @parungpanjangmelawan. Menurut informasi di video itu, sopir truk masih di bawah umur, lantas kabur dari tempat kejadian perkara.

Kuncinya: Penegakkan Hukum

Mencermati perkembangan terakhir, jelaslah jika masalah ini tidak segera diselesaikan, konflik horizontal antara warga setempat dengan sopir truk tinggal menunggu waktu. Pemicu konflik itu bisa saja sederhana, yakni ada seorang warga yang menghadang truk yang melintas di luar jam operasionalnya, kemudian terlibat adu mulut, yang bisa berujung pada adu jotos, dan… meletuslah konflik massal.

Dapat dibayangkan bila konflik terbuka ini berlangsung, tidak tertutup kemungkinan akan jatuh korban luka atau bisa saja meninggal dunia. Bukan mustahil warga yang marah lalu membakar truk. Maka kerugian yang ditanggung masyarakat, termasuk pengusaha, dan aparat Pemerintah Daerah (Pemda) akan semakin besar.

Baca Juga: Tips Agar Aspirasi Warga Kabupaten Bogor Dijalankan Pemerintah

Kalau konflik meletus, warga setempat dan sopir truk bisa saja mesti mengeluarkan dana untuk merawat saudaranya yang terluka. Para pengusaha tambang akan terganggu kelancaran operasinya, yang berarti kehilangan pemasukan yang boleh jadi jumlahnya lumayan besar.

Halaman:

Editor: Edi ES


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah