Miahan Khan (1919-1993): Dari India Bergabung ke Batalyon Sholeh Iskandar, Tirtayasa, Siliwangi

- 7 November 2023, 15:21 WIB
(Kiri) Foto Miahan Khan 1960=an. (Kanan) Surat keterangan bahwa Miahan bergabung dengan TNI-AD.
(Kiri) Foto Miahan Khan 1960=an. (Kanan) Surat keterangan bahwa Miahan bergabung dengan TNI-AD. /Koleksi Keluarga Miahan /


IDEJABAR - Teriakan, “Allahu Akbar, Allahu Akbar,” dari para pejuang Indonesia setiap menyerang pos-pos tentara Inggris-NICA di Jakarta dan Bogor pada akhir 1945 itu menghunjam batin Miahan Khan. Serdadu India-Inggris dari Batalyon 68 Watermantel Divisi ke-23 ini kontan berpikir bahwa para penyerang itu pasti beragama Islam.

Sebagai seorang Muslim yang dilahirkan di Rawalpindi, India (sejak 1947, Rawalpindi menjadi bagian dari Pakistan), Miahan pantang menembak, apalagi membunuh sesama Muslim. Maka di kala pejuang Indonesia menembaki posnya, ia membalas tembakan itu, namun senjatanya diarahkan ke atas, hingga tidak akan mengenai lawan.


“Lebih baik saya membunuh Belanda daripada membunuh orang Islam,” kata Miahan Khan, seperti ditirukan putranya Akbar Khan.

Miahan pun bertanya kepada atasannya: siapakah yang mereka hadapi? Setelah mendapat penjelasan bahwa penduduk Indonesia mayoritas Muslim dan Indonesia tengah berjuang mempertahankan kemerdekaannya, bulatlah hati Miahan untuk berhijrah membela rakyat Indonesia.

Miahan lari dari kesatuannya untuk bergabung dengan Polisi Tentara (sekarang disebut Polisi Militer) di Bogor pada 13 Desember 1945.

Baca Juga: Ace Tabrani (1901-1968): Pejuang dan Muballig tanpa Pamrih dari Bogor Barat

Tidak tanggung-tanggung, ia membawa dua pucuk bren gun, dua pucuk sten, satu pistol, 10 karabijn, delapan granat, 12 tempat peluru bren dengan 1500 peluru bren dan karabijn: sebuah hadiah besar bagi pejuang Indonesia. Tentu persenjataan sebanyak ini hanya dapat dipanggul oleh orang berbadan besar dan bertenaga kuat.

Direstui Komandan 

Hijrah Miahan dari Rawalpindi, India, ke Bogor, yang berjarak sekitar 7,744 km
Hijrah Miahan dari Rawalpindi, India, ke Bogor, yang berjarak sekitar 7,744 km

Menurut Akbar Khan, ada kemungkinan Miahan dan sekitar 20 orang rekannya telah memberi tahu rencana hijrah itu kepada atasannya, sehingga aksi ini dapat berjalan mulus.

Memang, pada 11 November 1945, pendiri bangsa Pakistan Muhammad Ali Jinnah berpidato di radio Delhi, India, menganjurkan agar tentara India-Muslim tidak bertempur dengan pejuang Indonesia. Empat hari kemudian, 400 orang tentara India desersi (menolak tugas hingga dihukum).

Halaman:

Editor: Edi ES


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah