Hebat ! Pilkada Kota Tasikmalaya, Sebuah Pertarungan Tanpa Petahana

- 8 Mei 2024, 07:30 WIB
Ilustrasi Pilkada Serentak 2024 - Kapan Pilkada 2024 di Jawa Barat? Simak Jadwal Serta Tahapan Pelaksanaannya Disini
Ilustrasi Pilkada Serentak 2024 - Kapan Pilkada 2024 di Jawa Barat? Simak Jadwal Serta Tahapan Pelaksanaannya Disini /Antara/Afif/fqh/

IDEJABAR – Berbeda dengan Pilkada Kabupaten Tasikmalaya yang dua petahananya Bupati Ade Sugianto (PDIP) dan Wakil Bupati, Cecep Nurul Yakin (PPP) ikut mencalonkan lagi. Tapi, Pilkada Kota Tasik justru berjalan seperti back to zero yakni pertarungan tanpa sang petahana. Karena, kekosongan “Orang Nomor Satu” di Kota Tasik sudah berjalan selama 2 tahun.

Dengan kondisi seperti itu, Pilkada Kota Tasik ini bisa menjadi arena pertarungan yang fair dan terbuka. Pasalnya, di Pilkada Kota Tasik saat ini tidak ada calon dari petahana, hingga pertarungan akan bertambah seru. Karena, selama ini calon petahana kerap dituding selalu memobilisasi ASN dan memiliki dana khusus untu meraih suara.  

Sejumlah Calon Makin Aktif Bersosialisi dan Saling Melobi  

Riuhnya Pilkada Kota Tasik ternyata memunculkan berbagai kekhawatiran dikalangan pengamat. Mereka mengaku khawatir dengan kondisi Pilkada Kota Tasik saat ini. Pasalnya, jika mengacu pada Pileg dan Pilpres yang baru lalu, maka uang dan kekuasaan akan menjadi tumpuan utama. Akibatnya, ruang demokrasi dalam memilih menjadi tumpul dan terdegradasi.  

Dr. Yusuf Abdullah, Wakil Direktur Pasca Sarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya
Dr. Yusuf Abdullah, Wakil Direktur Pasca Sarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Wakil Direktur Pascasarjana Universitas Siliwangi, Dr. Yusuf Abdullah, berharap Pilkada Kota Tasik ini tidak terkontaminasi suasana Pilpres dan Pileg. Dalam Pilpres dan Pileg kemarin, urai Yusuf, politik transaksional sangat kentara sekali. Sehingga itu sangat mengganggu dan  sangat berpengaruh pada “sakralitas” nilai-nilai demokrasi.  

“Pilkada sekarang startnya sangat bagus, karena tidak ada petahana, semuanya berangkat dari titik yang sama. Pak Yusuf kan sudah tidak menjabat 2 tahun lalu dan itu sudah cukup lama. Jadi ini bisa jadi barometer untuk kita melihat bagaimana warga Kota Tasik memahami arti dan proses sebuah demokrasi,” tutur mantan Komisioner KPU Kota Tasik ini kepada IDEJABAR via pesan elektriknya, Selasa malam (07/05/24).  

Baca Juga: Marak, Mahasiswa DO karena Dosen Sulit Ditemui: Hetifah Desak Kemendikbud Segera Tanggulangi

Disisi lain, Pengajar Sekolah Politik Anggaran (SEPOLA) Bandung, Nandang Suherman meminta agar para calon Walikota/Wakil Walikota itu tidak hanya sekadar tebar pesona dan pencintraan semata. Tapi, kata Nandang para kandidat itu  harus berani tebar gagasan dan uji konsep. Apa lagi, ke kosongan Walikota/Wakil Walikota di Tasik sudah dua tahun.  

“Saya kira para kandidat Wali Kota/Wakil Wali Kota harus meniru apa yang terjadi di pilpres kemarin. Calon-calon itu diuji gagasan dan konsep-konsepnya. Sehingga masyarakat jadi tau apa yang akan dilakukan dan diperbuatnya ketika mereka terpilih,” urai Juru Bicara Beyond Anti Corruption (BAC) ini kepada IDEJABAR via pesan elektriknya.  

Halaman:

Editor: Edi Purnawadi

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah