“Kita harapkan apa yang di-provide oleh sektor pendidikan dalam hal ini tenaga kerja yang siap untuk bekerja itu bisa langsung terserap oleh industri. Kita ingin bahwa sektor industri bisa setidaknya memiliki investasi di sektor pendidikan,” kata Andry dikutip Kamis 4 Januari 2024.
“Nah ini yang menurut saya tantangan bagi masing-masing paslon, bagaimana agar sektor industri ini tidak berdiri sendiri, tidak ada link and match dengan sektor pendidikan yang ada,” tambah Andry.
Sementara peran pemerintah, mulai dari pusat hingga daerah, sebagai penengah yang menghubungkan tenaga kerja dengan industri juga harus didorong.
“Harus ada peran pemerintah, bagaimana pemerintah juga bisa invest di sektor pendidikan, tetapi di saat bersama, tetapi di saat bersamaan dia juga menghubungkan dengan sektor industri yang ada,” ungkap Andry.
“Pertama, memprioritaskan tenaga kerja lokal, di mana bukan sekedar diprioritaskan tetapi memiliki kualitas terbaik,sehingga industri tidak perlu kebingungan mencari tenaga kerja dari luar daerah, mereka tinggal mendapatkan itu dari daerah setempat,”tambah Andry.
Untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas, lewat pendidikan, vokasi dan juga standarisasi keahlian berskala regional.
“Keahliannya itu perlu di standarisasi dan dikenal. Sertifikasi jangan hanya dikenal di lokal saja, kita berhadap standarisasi bisa berlaku di ASEAN.”***