Penerima Anugerah Budaya Kota Tasik 2019 Toto Sunarto : Legenda Tari Yang Terlupakan

- 19 Januari 2024, 13:32 WIB
Toto Sunarto legenda tari yang terlupakan
Toto Sunarto legenda tari yang terlupakan /Foto : Dok Keluarga/

IDEJABAR - SIAPA sangka, Bengkel Peralatan Lapangan (Benglap), Detasemen Peralatan Angkatan Darat (DPLAD) Tasikmalaya, mampu melahirkan seorang “Guru Tari” yang populer pada jamannya. Ya, Toto Sunarto, salah seorang Karyawan Benglap, yang mengawali karirnya sebagai Guru Tari di Sanggar Sekar Bhakti, Benglap DPLAD, yang secara organisatoris menginduk ke Kodim 0612 Tasikmalaya. Dengan menggunakan Aula DPLAD, Toto mulai membuka kursus Tari yang diikuti oleh anak-anak, remaja hingga dewasa.

“Peserta kursus atau siswa kebanyakan perempuan dan anak-anak, bahkan ada siswa Taman Kanak-kanak (TK). Karena banyaknya peminat, akhirnya waktu kursus dipisah-pisah agar mereka bisa langsung mendapat pengawasan dari bapak,” tutur Syarif Hidayat, putra ke tiga Toto Sunarto alm, saat ditemui IDEJABAR di rumahnya di Jl. Paseh, Kota Tasik.

Sempat Berpindah-pindah Tempat Berlatih

Menurut Syarif, yang juga memiliki tetesan darah seni dari Toto Sunarto, akhir tahun 60-an Toto Sunarto mendirikan Lingkung Seni sendiri dengan nama Lingkung Seni Wargi Saluyu. Tentu saja, kata Syarif, pendirian Lingkung Seni Wargi Saluyu pun atas izin atasan bapak pada waktu itu. Hal itu, lanjut Syarif, bisa dibuktikan dengan masih diperbolehkannya mengunakan Aula DPLAD sebagai tempat latihan atau tempat kursus.

Baca Juga: Inilah, Empat Kuliner Khas Kota Tasikmalaya Yang Wajib Di Coba

“Pendirian Lingkung Seni Wargi Saluyu itu ternyata telah memicu bapak utuk terus berbuat dalam upaya mengembangkan seni tari khususnya di Tasikmalaya. Dan itu dibuktikan dengan semakin banyaknya siswa atau peserta kursus,” kenang Syarif seraya menyebutkan beberapa tarian yang dikuasi alm Toto Sunarto seperti Tari Merak, Tari Sekar Putri, Tari Anjasmara, Topeng Klana, Topeng Koncara, Tari Dewi Anggraeni, Tari Gawil, Tari Gatot Gaca, Jaipongan dll. Toto Sunarto lahir 1 Oktober 1942 dan wafat pada tanggal 13 April tahun 2003 di RSUD Tasikmalaya.

Pasangan Toto Sunarto alm dan Iloh Sumartini alm dikarunia empat orang putra. Yayan Waryanto (alm), Nana Taryana (alm), Syarif Hidayat dan Ramlan Suryana yang lebih populer disapa Oyik. Kedua putra terakhir Syarif dan Oyik, kini dikenal juga sebagai penggiat seni. Syarif kerap membantu sebuah pergelaran sebagai penabuh Kendang. Bahkan Syarif, juga piawai memainkan Suling, Gong dan menari. Sementara Oyik, selain aktif di Teater, ia juga tercatat sebagai salah seorang personil Borelak, grup Lawak Sunda yang cukup terkenal di Tasikmalaya.

Baca Juga: Inilah, Empat Tempat Nyantai Di Kota Tasikmalaya Yang Nyaman dan Berkelas

Lingkung Seni Wargi Saluyu, nyatanya tak hanya sebagai penyelenggara Kursus Tari. Tapi juga kerap tampil di event-event besar baik berskala lokal, regional maupun nasional. Dalam acara rutin Agustus Festival yang kemudian berubah menjadi Tasik Fair dan berubah lagi menjadi Tasik Festival, kerap tampil dalam pembukaan acara tersebut. Bahkan, selain tampil di Bandung, Ciamis, Pangandaran dll Lingkung Seni Wargi Saluyu pun memilik jadwal rutin untuk tampil di Anjungan Jawa Barat di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta.

Sederet penghargaan baik dari Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, yg saat itu belum lahir Kota Tasik, Provinsi Jawa Barat dan berbagai instansi lainnya, menjadi bukti prestasi dan dedikasi seorang Toto Sunarto. Bahkan pada tahun 1996, Lingkung Seni Wargi Saluyu melakukan proses legalisasi dengan terbitnya Izin Usaha penyelengaraan Kursus baik dari instansi yang ada di Tasikmalaya maupun Provinsi Jawa Barat.

Halaman:

Editor: Edi Purnawadi

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah