KAPTEN DASUKI BAKRI (1909-1957): Ustad yang Komandan Batalyon Siliwangi

- 22 Oktober 2023, 07:02 WIB
H. Dasuki Bakri, ulama yang siap berjuang di berbagai medan, mulai dari pendidikan hingga berperang
H. Dasuki Bakri, ulama yang siap berjuang di berbagai medan, mulai dari pendidikan hingga berperang /Koleksi Keluarga H. Dasuki Bakri/

IDE JABAR - Kalau kita menuju daerah wisata yang cukup terkenal di Bogor, Gunung Salak Endah (GSE), umumnya akan melalui jalan Mayor H. Dasuki Bakri. Area GSE terkenal, karena terdapat sejumlah lokasi wisata yang asyik, yakni Curug Cigamea, Curug Seribu, Curug Ngumpet, Curug Pangeran, Curug Nangka, Curug Luhur, kawah Ratu, dan Bumi Perkemahan Gunung Bunder.

Siapakah Mayor H. Dasuki Bakri, mengapa namanya diabadikan sebagai jalan di Bogor Barat?

H. Dasuki dilahirkan di Ranji, Sukabumi (1909) dan wafat di Gunung Handeuleum, Cibungbulang, Bogor, 21 Maret 1957. Ia pertama kali menuntut ilmu agama kepada KH Komaruddin di Pesantren Ranji, Sukabumi, dilanjutkan kepada KH Damanhuri dan KH Ahmad Sanusi di Pesantren Cantayan, Sukabumi. Selain itu, ia belajar di sekolah umum Vervolgschool pada 1927-1929.

KH A. Sanusi sendiri telah ditahbiskan sebagai pahlawan nasional pada 2022. Nah, di kala KH Ahmad Sanusi mendirikan organisasi Al-Ittihadiyatul Islamiyyah (AII) pada 1931, Dasuki aktif di dalam organisasi dakwah dan pergerakan nasional tersebut.

Baca Juga: KH Raden Abdullah bin Nuh (1905-1987): Sang Ulama, Penyair dan Pejuang Kemerdekaan RI

Berikutnya, di zaman Jepang, KH Ahmad Sanusi diangkat sebagai Fuku Shucokan (Wakil Residen) Bogor (1944) yang membawahi wilayah Bogor, Sukabumi, dan Cianjur; lalu ditunjuk sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada Mei 1945.

Sedangkan Dasuki Bakri, atas permintaan AII cabang Gunung Handeuleum, dikirim Pengurus Besar AII untuk mengajar di sana. Rupanya, ia dicintai rekan-rekan seperjuangan dan murid-muridnya, sehingga diminta menetap di Gunung Handeuleum.

Lazimnya tata pergaulan zaman dulu, agar seseorang tokoh menetap di suatu daerah, maka ia dinikahkan dengan warga setempat. Dasuki pun dinikahkan Sadiyah binti H. Tb. Arfin yang telah berpisah dengan suaminya terdahulu pada 1940. Sadiyah tak lain ialah bibi dari KH Sholeh Iskandar, yang telah diusulkan Majelis Ulama Indonesia Pusat sebagai pahlawan nasional sejak 1995.

Di zaman Pendudukan Jepang H. Dasuki dipilih mengikuti latihan kemiliteran PETA (Jawa Bo-ei Giyugun Kanbu Reisentai) di Bogor (sekarang Pusdik Zeni TNI-AD), lalu ditunjuk sebagai komandan kompi (Chudanco) dan ditugaskan di Pelabuhan Ratu, Sukabumi; bertetangga dengan batalyon yang dipimpin KH Abdullah bin Nuh.

Halaman:

Editor: Edi ES


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah