IDEJABAR – Jalan-jalan utama di Kota Tasikmalaya mulai dipadati mobil-mobil berplat nomor luar kota atau luar provinsi. Plat nomor B dan D nampak sangat mendominasi, meski terlihat juga mobil berplat nomor T, H, AD, F, DK, AB dan lain-lainnya.
Mobil-mobil itu terlihat tak hanya di jalan-jalan utama yang melingkari Kota Tasik, namun nampak juga terparkir di tempat-tempat kuliner khas Tasik. Sebut saja di Mie Baso, Bubur, Kupat Tahu dan tempat-tempat kuliner lainnya.
Polisi Sibuk Mengatur Lalu-lintas Pemudik
Berdasarkan pantauan IDEJABAR dilapangan, Minggu (07/04/24), kepadatan lalu-lalang kendaraan itu tak hanya terasa di jalan-jalan utama yang terlintasi kendaraan dari luar kota, seperti Simpang Lima, Jl. Dr. Moh. Hatta, Jl. RE. Martadinata, Jl. Mangkubumi. Tapi juga terjadi di jalur-jalur yang memasuki pusat kota seperti Jl. Dr. Sukardjo, Jl. Yudanegara, Jl. Otista, Jl. Cimulu, Jl. Pancasila, Jl. HZ. Mustopha dll-nya.
Sejumlah mall dan gerai-gerai pakaian kekinian yang tersebesar di beberapa sudut kota pun, tak luput dari serbuan pemudik. Hal itu bisa terlihat dari plat-plat kendaraan yang terparkir. Mereka nampaknya, asyik berbelanja atau menunggu buka puasa sambil jalan-jalan.
“Alhamdulillah pak, banyak yang datang dan membayar dengan tarif yang tidak biasa. Rata-rata mereka membayar kita Rp.5.000, padahal biasanya hanya Rp2.000 atau Rp2.500-an,” tutur Dede Uyuh, tukang parkir disalah satu Bank dikawasan jalan Sutisna Senjaya kepada IDEJABAR, Minggu (07/04/24).
Menurut Dede, kebanyak yang datang ke ATM ini dari luar kota dan itu terlihat dari bahasa dan logat yang digunakannya. Namun banyak juga nasabah tetap dari bank ini yang juga datang ke ATM.”Wah kelihatannya banyak dari Jawa, Jakarta dan Bali pak kalau saya dengar dari Bahasa mereka,” ungkap Dede sambil tersenyum.***