Bergaya Arsitektur Tionghoa, Masjid Lautze 2: Pusat Mualaf Berikrar Syahadat di Kota Bandung

5 April 2024, 13:30 WIB
Menelusuri Sejarah Masjid Lautze, Saksi Mualaf Ribuan Etnis Tionghoa di Tanah Betawi /ilustrasi/

IDEJABAR - Jika memasuki Kawasan Jalan Tamblong, di sisi kanan patung pemain sepak bola, kita akan melihat bangunan bergaya arsitektur khas Tionghoa termasuk seluruh ornamentiknya bergaya khas Tionghoa. Gantungan lampion dan dominasi warna merah serta kuning akan semakin mengukuhkan praduga bahwa itu adalah Bangunan Kelenteng.

Ya, itulah Masjid Lautze 2 yang terletak di Jalan Tamblong Kota Bandung dan wajar jika awalnya orang mengira bangunan itu  adalah kelenteng. Dan keberadaan Masjid Lautze 2 ini menjadi salah satu daya ytarik ikonik Kota Bandung. Pasalnya, masjid itu dipenuhi oleh ornamen-ornamen khas Tionghoa.

Baca Juga: Di Jawa Barat : Sejumlah Perusahaan, Langgar Aturan Pembayaran THR 2024

“Awalnya, masjid ini sekitar tahun 1997 dibuka dan luasnya hanya sekitar 6x9 meter. Sambil berjalan, kami telah melakukan pelebaran. Sehingga untuk saat ini saja, kami bisa menampung hingga 800 jemaah saat salat Jumat,” ujar Ketua DKM Masjid Lautze 2 Bandung, Rahmat Nugraha kepada Tim Humas Kota Bandung.

Rahmat menjelaskan, letak Masjid Lautze 2 yang sangat strategis (berada di tengah kota dan pinggir jalan raya) menjadikan masjid ini penuh berkah dan mudah memantik perhatian. Dan itu, berpengaruh juga pada program reguler maupun program di bulan Ramadan, yang dijalankan oleh DKM.

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin saat memberikan pengantar sebelum melaksanakan sholat tarawih di Masjid Lautze 2, Jalan Tamblong, Kota Bandung, Selasa, 12 Maret 2024./IST

Karena antusias warga sekitar, juga bertambahnya jemaah masjid ini seiring waktu, pihak DKM juga meminta izin kepada pihak berwenang agar dapat menutup sebagian ruas Jalan Tamblong saat pelaksanaan ibadah Salat Jumat.

Haslinya, ya sekarang sekitar 800 jemaah bisa ditampung di masjid ini. Padahal awalnya, Masjid Lautze 2 hanya memiliki jemaah kurang dari 100 orang.

Dari Pecinan ke Jalan Tamblong

Masjid Lautze 2 merupakan ‘cabang’ dari Masjid Lautze 1 di kawasan Pecinan Jakarta. Melansir dari berbagai sumber, Masjid Lautze pertama kali didirikan seorang muslim keturunan Tionghoa, Haji Ali Karim tahun 1991 melalui Yayasan Haji Karim Oei (YHKO).

Sementara penamaan Masjid Lautze diambil dari nama jalan di Jakarta, kantor pusat YHKO, yakni Jalan Lautze 87-89 Pasar Baru, Jakarta Pusat. Di Bandung, Masjid Lautze 2 berdiri sejak tahun 1997.

Baca Juga: Sekda Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman, Operasi Pasar Bersubsidi TUntas H-4 Lebaran 2024

Penyebutan angka satu dan dua di belakang nama Masjid Lautze, disebut-sebut untuk membedakan saja, mana Masjid Lautze yang terletak di Pecinan, Jakarta, mana Masjid Lautze yang ada di Kota Bandung.

Lebih lanjut, Rahmat menyebutkan, Masjid Lautze 2 menjadi tempat bagi saudara-saudara yang hendak menjadi mualaf sebagai tempat mengucap ikrar syahadat.

Masjid Lautze 2 di Jalan Tamblong, Kota Bandung Diskominfo Kota Bandung

Sejak tujuh tahun ke belakang, Rahmat menyebut telah ada sebanyak 258 mualaf yang kemudian menjadi jemaah Masjid Lautze 2. Latar belakang para mualaf ini pun beragam dan majemuk.

“Karena letak Masjid Lautze 1 di Jakarta itu di kawasan Pecinan, boleh jadi jemaahnya identik dengan keturunan Tionghoa. Nah, kalau di kami, ini rasanya lebih majemuk. Saudara-saudara yang mengucap ikrar syahadat pun lebih majemuk latar belakangnya,” ujar Rahmat.

Baca Juga: HEBAT Baru Saja Dilantik, Sekda Provinsi Jawa Barat Langsung Tancap Gas, Kumpulkan Pejabat, Saya harus All Out

Artinya, lanjut Rahmat, bukan dari keturunan Tionghoa saja yang mengucapkan ikrar itu, tapi ada dari berbagai warga di belahan dunia. Misal dari Prancis, Australia dan untuk warga Indonesia, ya dari berbagai suku asal Indonesia.

Untuk memakmurkan masjid, DKM Masjid Lautze 2 ini juga merangkul pemuda serta Karang Taruna di wilayah sekitar. Secara geografis, letak Masjid Lautze ini berada di Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung.

“Butuh waktu satu hingga dua tahun untuk kami melakukan pendekatan. Alhamdulillah, sekarang Masjid Lautze tidak lagi terkesan ekslusif. Kami lebih terbuka,” terang Rahmat.

Makmur Masjid Lewat Program Rutin

Sepanjang perjalanannya, berbagai kegiatan kerohanian umat muslim ada di Masjid Lautze 2. Mulai dari salat berjamaah 5 waktu, pengajian ibu-ibu, pengajian anak, dan satu lagi yang menarik adalah pengajian para mualaf.

Hal ini disebut Rahmat karena Masjid Lautze menjadi tempat di mana para mualaf memilih Masjid Lautze sebagai tempat mengucap ikrar syahadatnya. “Kami juga menggandeng Rumah Amal Salman, dan kolaborator lainnya agar program reguler ini berjalan,” terang Rahmat.

Baca Juga: Jelang Lebaran Pemkot Bandung : Pastikan Ketersediaan Pangan Jelang Idulfitri Aman

Spesial di bulan Ramadan, Masjid Lautze 2 juga membagikan takjil dan iftar gratis bagi umat muslim yang hendak berbuka puasa di sekitar kawasan masjid.

Sekitar 700-1.000 kurma dan air mineral, lalu 250-300 makanan berat disiapkan untuk kemudian dibagikan. Rahmat menyebut, makanan-makanan ini merupakan bantuan dari berbagai pihak, salah satunya saudara-saudara mualaf baru yang menjadi jemaah Masjid Lautze 2.

Masjid Lautze 1 terletak di Jalan Lautze No. 88--89 Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat. Antara/Ilham Kausar

“Kegiatannya bersifat sosial. Kita sediakan takjil on the street. Kami sediakan 800 sampai 1.000 kurma dan air mineral, lalu ada 250 sampai 300 iftar. Kateringnya kita didukung oleh saudara-saudara baru kita (mualaf) di Masjid Lautze,” bebernya.

Di bulan Ramadan ini, Masjid Lautze juga menggelar ibadah Salat Isya dan disambung dengan Salat Tarawih.

Baca Juga: DKPP Jabar: Harap Tenang, Stok Pangan Jelang Lebaran 2024 Masih Aman

Jika anda sedang berada di kawasan Jalan Tamblong dan ingin mengenal Masjid Lautze 2, rasanya, tak ada salahnya masuk untuk melakukan salat dan melihat langsung keunikan masjid ini dari dekat.***

 

Editor: Edi Purnawadi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler