Network
IDEJABAR - Kehadiran Undang-Undang No.5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan sempat mengudang pro-kontra dikalangan penggiat kebudayaan. Tapi pemerintah terus melakukan sosialisasi kepada seniman dan budayawan. Sehingga, lambat-laun seniman dan budayawan pun perlahan-lahan mulai mengakui “nilai guna” dari UU tersebut.
Faktanya, geliat sosialisasi hingga pelaksanaan amanat UU No.5 Tahun 2017 itu, kini mulai terasa kehadirannya. Pasalnya, kegiatan dari pusat hingga ke daerah terus mengalir dan, kegiatan itu tidak sekedar seminar semata. Tapi juga mulai menjurus pada aplikasi di lapangannya.
Dinas Kebudayaan DKI Lakukan Silaturahmi Budaya Dengan Garut
Beberapa waktu lalu digelar Musyawarah Nasional Dewan Kesenian/Kebudayaan Se-Indonesia. Efek dari peristiwa itu, Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jaya membuat program “Silaturahmi Budaya” yakni membawa dan mempertunjukan Kesenian khas Betawi ke beberapa Daerah.
“Silaturakhmi Budaya” yang pertama dilakukan oleh Dinas Kebudayaan DKI yakni di Kabupaten Garut. Dan agenda tersebut mendapat sambutan positif dari Ikatan Alumni Institut Seni Budaya Indonesia (IA ISBI) Bandung, Komisariat Daerah Garut. IA ISBI Komisariat Garut langsung mengajak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Garut serta Dewan Kesenian Garut (DKG).
Kegiatan yang dikemas dalam “Pargelaran Kolaborasi Seni Budaya Jakarta dan Garut” dilaksanakan Jum’at, 23 Februari 2024 mulai pukul 14.00–17.00 di Gedung Art Center, Tarogong Kidul, Garut.
Pada acara itu tampil kesenian dari Jakarta yakni Orkes Melayu, Tari Renggong Manis dan Lenong Betawi dari Sanggar Sinar Betawi. Lenong Betawai akan berkolaborasi dengan Grup “OKE” dari Kab.Garut yang pernah menjadi Juara 1 Lomba Lawak TPI (sekarang MNC TV).
Sedangkan dari Garut akan tampil Karawitan Degung Kreasi dari Sanggar Maniloka, dan Grup Band “Vixs and Friend” yang bernuansa Pop Indonesia kekinian dan Grup Band “Nu Koes” yang mewakili Pop Indonesia. Di harapkan dari perpaduan itu akan mampu meraih dan mempersatukan dua generasi yakni Generasi Milenial dan Generasi Lawas.
Diharapkan dengan “Silaturahmi Budaya” ini ke depan akan muncul dialektika budaya yang lebih jauh lagi, hingga terjadi akulturasi budaya. Sehingga dengan begitu budaya kita akan menjadi budaya tanpa sekat. Tapi budaya multikultural yang lebih bisa diterima dan dinikmati oleh seluruh kalangan. Semoga…***
