Network
Menurut Dewi, bermain Jamparingan ini jauh berbeda dengan panahan. Pasalnya, memerlukan konsentrasi yang tinggi dan juga mengandalkan perasaan. Karena alat yang digunakan semuanya tradisional.
Baca Juga: Kawasan Puncak Ditertibkan, Pj Gubernur Jabar: Jangan Ragu Tegakkan Aturan
"Beda dengan panahan ada bantuan teknologi, sedangkan di jamparingan ini benar-benar tradisional. Makanya sangat sulit sekali," ungkap Dewi.
Dewi sendiri ternyata bukan pemanah kaleng-kalengan, dia adalah mantan atlet panahan PON Jabar peraih medali emas. Dan ia sudah bermain panahan sejak usia remaja sebagai atlet panahan andalan Jabar di tingkat nasional bahkan internasional.
Dunia panahan memang sudah digelutinya sejak usia remaja. Hanya saja untuk panahan tradisional atau Jamparingan ini digandrungi setelah masa tua dan sudah masuk sebagai pengurus Persatuan Panahan Tradisional Indonesia (PEPATRI) Provinsi Jawa Barat.
Baca Juga: Pilgub DKI Jakarta: RK Maju di Pilgub Jakarta Bisa Imbangi Dominasi Anies
Di Pengprov PEPATRI, Dewi Amiratih memiliki posisi sebagi pembinaan dan pengangkatan prestasi. Dan Pasanggiri Jamparingan yang digelar di Kota Tasik ini jadi ajang dalam melakukan pembinaan untuk persiapan Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS).
Panahan merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam POPNAS tersebut. Pada ajang Pasanggiri Jamparingan ini juga melibatkan pelajar sebagai peserta dan perwakilan dari berbagai daerah di Jabar.
"Pasanggiri Jamparingan ini sangat luar biasa dan meriah. Ini juga bisa dijadikan sebagai upaya pembinaan atlet panahan di Jabar dan nanti akan kembali digelar di Sumedang," kata Dewi Amiratih.
