IDEJABAR – Bank Indonesia (BI) mengabarkan nilai tukar rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Posisi kurs transaksi rupiah pada Jumat ini (19/4/2024) adalah Rp16.257 per dolar AS.
Dolar AS di Rp16.000 ke atas, telah berlangsung sejak 3 April 2024. Jika posisi ini terus berlangsung hingga Mei 2024, maka harga barang-barang impor akan naik. Jangan lupa bahan bakar minyak (BBM) kita juga barang impor. Maka kalau BBM naik, nyaris semua harga barang akan naik.
Di samping itu, dunia usaha, terutama sektor industri pengolahan (manufaktur), akan menghadapi kesulitan.
Padahal industri pengolahan menjadi penyumbang terbesar ekspor Indonesia, yakni sekitar 70 persen. Dengan kata lain, pendapatan terbesar Indonesia dari penjualan barang ke luar negeri, berasal dari industri pengolahan.
Sejalan dengan itu , industri pengolahan Indonesia sangat bergantung pada bahan baku dan bahan penolong impor. Kandungan bahan impor pada produk industri pengolahan Indonesia terbilang tinggi.
Jadi, ketika harga barang-barang impor naik, karena nilai rupiah melemah, maka biaya produksi barang meningkat.
Ancaman bagi UMKM Pisau
Melemahnya rupiah ini perlu diwaspadai para seniman dan perajin pisau yang jumlahnya diperkirakan puluhan ribu unit di Indonesia. Sekitar 50-60 persen bahan baku dan bahan penolong pembuatan pisau berasal dari barang impor.
Jika sampai Mei 2024 nilai rupiah tetap di atas Rp16.000 per dolar AS, besar kemungkinan harga bahan baku dan penolong industri pisau akan naik.