Yang menarik, perwakilan Keraton Jogja juga ikut hadir dalam Pasanggiri Jamparingan ini, karena awal mula Jamparingan ini lahir dan tumbuh di kalangan keraton Jogja yang dipelopori oleh Sultan dalam melatih para prajurit dalam membentuk jiwa kesatria.
Ketua Persatuan Pengurus Panahan Tradisional Indonesia (Pepatri) Kota Tasikmalaya, Sahrial Wahyudin mengatakan Pasanggiri Jamparingan ini sengaja digelar dalam upaya melestarikan dan memperluas panahan tradisional atau Jamparingan kepada masyarakat.
Dan di Tasikmalaya ini Jamparingan sudah mendapatkan tempat di hati masyarakat karena sudah adanya beberapa komunitas yang bergerak dalam melesatkan Jamparingan tentunya dengan pakem khusus yang harus diperhatikan.
"Kami berharap agenda Pasanggiri Jamparingan ini bisa menjadi agenda tahunan di Kota Tasikmalaya, dalam upaya melestarikan panahan tradisional berupa Jamparingan kepada masyarakat," katanya.
Yang luar biasa kata Wahyudin, kegiatan Pasanggiri Jamparingan ini langsung dipantau dan dipandu langsung oleh perwakilan dari Keraton Jogja yang rela datang ke Tasikmalaya karena melihat antusiasme warga Tasikmalaya yang luar biasa.
Ada tiga kategori yang ikut dalam Pasanggiri Jamparingan ini yang antara lain, kategori dewasa, remaja dan juga anak anak untuk usia anak sekolah. Hal ini sebagai upaya dalam melestarikan panahan tradisional kepada masyarakat dan generasi muda.
Jadi Agenda Tahunan
Ketua Komite Olahraga Masyarakat (Kormi) Kota Tasikmalaya, H Imih Misbahul Munir mengatakan, Jamparingan merupakan olahraga tradisional yang patut dilestarikan dan terus dikenalkan kepada masyarakat.
Pasanggiri Jamparingan ini kata Imih diharapkan bisa menjadi agenda tahunan Kota Tasikmalaya dalam upaya mengenalkan dan melestarikan panahan tradisional kepada masyarakat.
"Kami akan berusaha untuk mengenalkan Jamparingan ini kepada kalangan pesantren. Karena olahraga ini yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW dan harus kita lestarikan," kata H Imih.