Network
IDEJABAR - Entah bosan, entah mual dengan makanan khas lebaran yang serba daging dan santan, di hari ke 2 lebaran sejumlah penjual Bubur Ayam, Nasi TO dan Nasi Cikur dipenuhi pembeli. Penjual Bubur Ayam yang berderet disepanjang trotoar Jl. Dr. Sukarjo pun penuh dengan pembeli.
Tak hanya di situ, Bubur Ayam legendaris Zenal di Jl. Ikik pun dipenuhi pembeli. Bahkan Kedai Nasi TO dan Nasi Cikur Kalektoran pun ikut dijejali pembeli. Bahkan antriannya hingga keluar kedai.
Berburu Makanan Khas Tasik Sambil Bernostalgia
Untung, warga Tasik yang kini bermukim di Serang mengaku makan Bubur Ayam Zenal itu selain suka, juga mengenang masa-masa masih di Tasik. Karena, kata Untung, dulu bersama teman-temanya minimal seminggu sekali menyantap Bubur Ayam Zenal.
"Ya sambil bernostalgia sewaktu SMA, saya sering ke sini. Alhamdulillah Mang Zenal pun masih ingat saya," ungkap Untung kepada IDEJABAR saat ditemui di Bubur Ayam Zenal, Kamis pagi (11/04/24).
Iyus, warga Bandung yang berlebaran di rumah mertua, mengatakan dirinya lebih menyukai Nasi TO dari pada Nasi Cikur atau Bakso. Menurut Iyus, Nasi TO itu memiliki keunikannya sendiri baik rasa ataupun performanya.
"Saat disodori Nasi TO, saya sempet bingung apa ini, kok kumal dan bala. Tapi kok baunya unik dan khas. Pas saya coba makan ternyata enak dan unik," terang Iyus saat pertama kali bertemu dg Nasi TO.
Dari sana, lanjut Iyus, dirinya langsung menyukai Nasi TO, bahkan saya sarankan ke istri agar beli TO-nya saja dan bisa dibikin di Bandung. Dari mulai saat itu, kala dirinya ke Tasik pasti yang pertama dicari adalah Nasi TO.***
