IDEJABAR - Dalam menghadapi Pilkada 2024 ini, di Kabupaten Tasikmalaya saat ini sudah ada dua koalisi besar dengan kekuatan yang sama yakni mendapatkan dukungan 25 kursi di DPRD.
Koalisi ini bisa juga disebut koalisi setengah-setengah atau fifty-fifty, karena selain memiliki kekuatan yang sama di Dewan, juga dibangun oleh petahana yakni oleh Bupati dan Wakil Bupati.
Koalisi Yang Terbangun Masih Lemah
Koalisi pertama dibangun oleh Wakil Bupati Tasik, Cecep Nurul Yakin yakni Koalisi Tasik Maju atau KTM yang dihuni PPP, PAN, Demokrat, Gerindra dan PKS. Ini merupakan koalisi pertama yang melakukan kerjasama politik dan di deklarasikan.
Lalu Bupati Tasik, H Ade Sugianto yang juga calon Bupati Tasik dari PDIP menggagas koalisi secara diam-diam dengan mengajak PKB, Golkar, dan Nasdem. Ke tiga partai yang diajaknya adalah partai yang belum masuk pada KTM.
Tapi faktanya situasi politik di Kab Tasik menjelang Pilkada 2024 ini masih dinamis dan masih terus alami perubahan. Pengamat politik yang juga Direktur Pascasarjana STHG Tasik, Dr HN Suryana SH MH menilai koalisi yang terjadi di Kab Tasik masih sebatas “penjajakan” dan belum final. Artinya, kedua koalisi yang sudah terbangun itu masih berpeluang berubah.
"Bangunan koalisi politik yang ada sekarang ini baru sebatas taste-case atau semacam pernyataan diri kepada masyarakat. Karena keputusan final itu tetap pada DPP masing-masing partai politik," kata Suryana baru baru ini.
![Direktur Pascasarjana STHG Tasikmalaya, Dr HN Suryana SH MH menilai koalisi yang dibangun partai politik di Tasikmalaya masih sebatas taste case dan pernyataan diri untuk masyarakat. Karena keputusan akhir ada di DPP masing-masing partai politik.](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2024/04/19/180216170.jpg)
Menurut Suryana, partai politik di daerah saat ini tidak begitu leluasa dalam menentukan siapa yang akan diusung dan dengan partai mana harus berkoalisi. Karena semuanya bermuara kepada keputusan DPP masing-masing partai politik.