Peta Pertarungan Kursi DPRD Provinsi Jabar di Dapil Jawa Barat 15, Ketat dan Keras

- 4 Oktober 2023, 16:36 WIB
Sejumlah baligo partai dan calon legislatif terpampang di jalanan Kota Tasikmalaya
Sejumlah baligo partai dan calon legislatif terpampang di jalanan Kota Tasikmalaya /Edi Purnawadi

IDE JABAR -  Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat 15, Kota dan Kab Tasikmalaya, merupakan salah satu dapil yg dianggap “dapil neraka”, karena persaingannya cukup ketat dank eras. Hal itu, salah satunya, disebabkan oleh banyaknya incumbent yang “bertarung” kembali. Selain itu, di Dapil Neraka tersebut kerap muncul sosok artis dan sejumlah tokoh , baik dari kalangan pesantren, pengusaha maupun tokoh pemuda. Oleh karena itu wajar, jika persaingan di Dapil 15 selalu ketat, bahkan cenderung keras.

Pada Pileg 2024 ini di Dapil Jabar 15 semua incumbent ikut mencalonkan lagi. Meski ada dua Caleg yang naik kelas yakni Oleh Soleh dari PKB yang pada Pileg 2024 ini menjadi Caleg DPR RI dan Ali Rasyid yang juga naik kelas menjadi Caleg DPR RI. Bahkan Ali Rasyid tak hanya naik kelas, tapi juga pindah partai dari Gerindra ke Nasdem. Sehingga secara faktual ada dua ruang kosong yang bisa dimasuki oleh caleg pendatang baru, meski ke lima incumbent pun belum tentu lolos lagi.

Naik kelasnya kedua Caleg tersebut tidak lantas membuat jalan lebih mudah dan tanpa pertarungan yang sengit bagi caleg-caleg pendatang baru. Karena dari deretan caleg baru itu pun ada  nama-nama popular dan tokoh  yang memiliki basis massa jelas. Sehingga, caleg-caleg itu pun tak hanya mengancam caleg yang sama-sama pendatang baru, tapi juga mengancam para incumbent.

Sebut saja, nama-nama seperti Cucu Cahyati (penyanyi dangdut) dan Haris Juhari (mantan Ketua DPC PKB Kab. Tasik juga mantan Wakil Ketua DPRD Kab. Tasik yang dicalonkan oleh Gerindra, tentu akan jadi rival yang kuat. Pun munculnya nama Agus Wahyudin dari PPP yang masih menjabat Wakil Ketua DPRD Kota dan pada periode yang lalu sempat jadi Ketua DPRD Kota Tasik. Lalu ada Apip Permadi, aktivis PPP Kab. Tasik.  Kemudian muncul nama Demi Hamzah dari PDIP yang saat ini masih menjadi Anggota DPRD Kab. Tasik dan menjadi ikon para aktivis Kab. Tasik. 

Dari partai pendatang baru, tapi calegnya stok lama yakni Gelora mencalonkan Ade Ruhimat, mantan anggota DPRD Kab Tasik dari Partai Keadilan (PK) yang kemudian berganti nama jadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ade satu periode  di Dewan Kabupaten dan tiga periode di Dewan Kota Tasik. Hendro Nugroho, Ketua PAN Kota Tasik yang juga mantan Anggota Dewan Kota serta dari PKS muncul nama Dede Muharam, Anggota Dewan Kota dan merupakan adik mantan Presiden PKS, Shohibul Iman sekaligus adik mantan Walikota Bandung, alm. Oded. Dari Nasdem muncul nama Kundang Sodikin, mantan pejabat Kab. Tasik dan Yanthi, istri pengusaha Ade Hermawan yang juga Ketua Nasdem Kota Tasik. 

Tabel raihan suara
Tabel raihan suara

Di Partai Golkar muncul nama Sinthia Puteri, putri kedua Ketua Golkar yang juga Wakil Ketua DPRD Kab. Tasik, Erry Purwanto. Meski ada beberapa caleg yang juga lebih muda darinya, namun kehadiran Sinthia di daftar nama caleg dari Partai Golkar khususnya, cukup membetot perhatian. Karena, Partai Golkar yang kadung identik dengan selorohan “partai orang tua”, tiba-tiba  berani memunculkan caleg muda yang secara kiprah politiknya pun belum bunyi dan masih jauh dibanding dengan caleg-caleg lainnya. 

Melihat munculnya incumbent yang mencalonkan kembali seperti H. Tetep Abdul Latif (PKS),  Yod Mintaraga (Golkar), Viman Al Farizi (Gerindra), Neng Madinah (PPP) dan Arif Rachman (PDIP), tentu akan semakin ketat dan keras persaingan dalam meraih suara. Dan kondisi tersebut semakin mengokohkan sebutan bahwa Dapil Jabar 15 adalah Dapil Neraka.***

Editor: Adin Supriadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini