IDEJABAR- Seperti yang berulang kali terjadi, para pengeritik pemerintahan rezim Joko Widodo mendapat teror. Kali ini dialami Guru Besar Ilmu Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Prof Koentjoro Soeparno.
Ia berkali-kali diteror melalui pesan Whatsapp ke nomor pribadinya dari orang tak dikenal (OTK). Kemudian kantornya di Fakultas Psikologi didatangi orang yang mengaku pendukung Jokowi, namun ditolak satpam.
Dari situ ia kembali mencari Prof Koentjoro ke kantor Pusat Studi Pancasila (PSP) UGM. Yang dicari tidak ketemu, ia berteriak-teriak tidak jelas, lalu mendatangi sejumlah tamu yang sedang duduk di kafe PSP UGM.
Baca Juga: Ojol dan Kurir Logistik juga harus Dapat THR Lebaran 2024, Ini Himbauan Kemnaker pada Perusahaan
Tamu yang merasa risi, menyingkir; tetapi terus diikuti orang tersebut. Maka Satpam pun mengusirnya.
Prof Koentjoro tidak merasa takut. Ia hanya menyesalkan, mengapa teror seperti ini terus digunakan rezim Jokowi.
“Saya tidak merasa ini kategori berbahaya buat saya, cuma ini tidak etis, kasar dan keras… Ini buzer, ketika mereka ditentang, saya dikeroyok,” ujar Prof Koentjoro kepada media massa, Senin (18/3/2024)
Teror ini merebak setelah Koentjoro bersama akademisi lainnya membuat Petisi Bulaksumur dan Gerakan Kampus Menanggil.
Sikap rezim Jokowi ini sungguh berbeda dengan Presiden B.J. Habibie, yang berprinsip: Jangan sampai ada orang yang dipenjara karena mengeritik pemerintah.