IDEJABAR – Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bandung, melakukan audit kasus stunting di sejumlah kelurahan. Dua Kelurahan dijadikan lokasi audit stunting yakni Kelurahan Babakan Sari dan Kiaracondong.
Di titik ini, sebanyak 4 keluarga yang berisiko stunting mendapat bantuan dari sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemkot Bandung dan organisasi masyarakat seperti Lazispersis.
Baca Juga: ADA PROMO Pemutihan Pajak Kendaraan di Jabar, Berupa Apa Saja? Ini Penjelasan dan Syaratnya
Sebagai informasi, kegiatan Audit Kasus Stunting pekan ini dilaksanakan pada 19-20 Juni 2024 dengan menyasar total 4 kecamatan dengan 16 penerima manfaat.
DPPKB Sasar Keluarga Beresiko Stunting
Menurut Subkor Pendayagunaan Penyuluh dan Kader KB DPPKB Kota Bandung, Rita Amanah kegiatan ini melibatkan sejumlah OPD dan menyasar keluarga berisiko stunting antara lain anak usia 0-24 bulan (Baduta), ibu hamil, dan ibu pascamelahirkan.
"Kami menyerahkan sejumlah bantuan, juga kami memberikan edukasi kepada masyarakat terkait kesehatan dan gizi," ujar Rita kepada wartawan di lokasi, Rabu (19/06/24).
![Ilustrasi stunting.](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2023/07/05/1719401994.jpg)
Di samping audit, upaya penurunan dan pencegahan kasus stunting baru pun dilakukan dengan melibatkan Tim Pendamping Keluarga (TPK). Di Kota Bandung, ada 1.883 TPK yang ditargetkan mendampingi 40 keluarga per TPK.
"Mereka mendampingi dari tiap-tiap sasaran. Kami targetkan 40 keluarga sasaran risiko stunting untuk satu tim," kata Rita serasa berharap dan optimis, Pemkot Bandung dapat mencapai target prevalensi stunting sesuai target nasional yakni 14 persen di tahun 2024.