Mengenal Sejarah Kelom Geulis, Kerajinan Khas Tasikmalaya yang Mendunia

- 27 Juni 2024, 12:00 WIB
Kelom Geulis Tasikmalaya. / Tangkap layar Instagram/kelomgeulis
Kelom Geulis Tasikmalaya. / Tangkap layar Instagram/kelomgeulis /

IDEJABAR – Tasikmalaya adalah salah satu kota yang berada di provinsi Jawa Barat. Kota ini dijuluki Sang Mutiara dari Priangan Timur. Selain dikenal sebagai daerah pariwisata, Tasikmalaya juga dikenal sebagai penghasil barang-barang kerajinan tradisional, diantaranya adalah kelom geulis khas Tasikmalaya.

Berbicara kelom geulis, sangat erat kaitannya dengan satu wilayah yang disebut Gobras, yang menjadi sentra pengrajin kelom geulis sejak dulu. Akan tetapi, nama Gobras tidak tercatat dalam peta administrasi pemerintahan karena sudah diganti menjadi Dusun Rahayu. Meskipun demikian, Gobras lebih populer dibandingkan dengan Dusun Rahayu.

Sejak dulu sebelum kerajinan kelom geulis muncul, wilayah Gobras memang dikenal sebagai pengrajin kelom atau bakiak. Kelom dari Gobras saat itu adalah sejenis alas kaki yang dibuat dari bahan baku kayu dan bagian atasnya diberi tali hitam dari bahan ban bekas sebagai sabuk pengikat. Sering kita jumpai di masjid yang digunakan sebagai alas kaki saat berwudlu.

Baca Juga: LOGO HUT Ke-79 RI Resmi Dirilis Pemerintah, Tema ‘Nusantara Baru Indonesia Maju’

Kelom Geulis merupakan salah satu hasil kerajinan khas Kota Tasikmalaya berupa alas kaki wanita yang terbuat dari bahan baku kayu. Kelom diperkirakan diambil dari bahasa Belanda ‘kelompen’ yang artinya sandal kayu,

Jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, kelom geulis berarti sandal kayu yang cantik. Disebut kelom geulis karena tampilan alas kaki dari kayu tersebut tampak indah dengan cat warna-warni, ukiran motif-motif yang menarik, dan konon kaum wanita yang memakai alas kaki tersebut akan tampak cantik, anggun, dan mempesona.

Latar Belakang Nunculnya Kerajinan Kelom Geulis

Dikutip dari laman Kebudayaan Kemendikbud, munculnya kerajinan kelom geulis dimulai lebih kurang pada tahun 1950. Pada saat itu, ada seorang warga Gobras bernama Pohar (versi lain menyebut nama Ohir) sering pergi ke Bandung untuk bekerja sebagai buruh di sebuah tempat produksi sandal di Bandung.

Pada suatu ketika, dia dengan Suryo, Ujer, dan Acep Umar berembug ingin menciptakan sandal mentah dari kayu atau kelom geulis mentah (kelom geulis bagian bawahnya) atau disebut bodasan. Rencana tersebut berhasil diwujudkan oleh keempat orang itu berupa kelom geulis mentah yang polos atau tanpa ukiran.

Halaman:

Editor: Adin Supriadi

Sumber: Kemendikbud


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah