IDEJABAR – Integrasi dan satu basis data menjadi salah satu kunci dalam penanggulangan kemiskinan. Dengan data yang sama maka intervensi program dalam penanggulangan kemiskinan dapat dilaksanakan secara optimal.
Satu data kemiskinan ini sangat penting jika bisa menampilkan data secara aktual atau real time. Terlebih Kota Bandung memiliki target untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem 0 persen sesuai target pemerintah pusat.
Data Harus Satu, Tapi Semua Mengacu Pada Data Tersebut
Pj Wali Kota Bandung, Bambang Tirtoyuliono saat memimpin Rapat Koordinasi Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Bandung di Teras Sunda Cibiru, Rabu kemarin, menegaskan bahwa permasalahan utama kemiskinan itu yakni data. Menurut Bambang, data yang berbeda itulah menjadi cikal-bakal intervensi kemiskinan kurang berjalan maksimal.
Baca Juga: Kota Bandung Bebas PMK dan Antraks : MANTAP! Sebanyak 15.691 Hewan Kurban Diperiksa
“Maka kita harus memastikan datanya satu, karena ini sangat penting. Jika bisa menampilkan data secara aktual atau real time, maka semuanya bisa dicapai sesuai target,” papar Bambang.
Disebutkan Bambang, satu data kemiskinan ini sangat penting jika bisa menampilkan data secara aktual atau real time. Terlebih Kota Bandung memiliki target untuk menurunkan angka kemiskinan ekstrem 0 persen sesuai target pemerintah pusat.
Bambang mengingatkan bahwa saat ini, data kemiskinan masih menggunakan tiga basis data yang berbeda yakni Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE), Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek).
Jika satu data itu akan dituangkan ke dalam Keputusan Wali Kota, papar Bambang, terkait satu data kemiskinan sebagai dasar dalam pelaksanaan berbagai program intervensi kemiskinan.