Dinkes Jabar : Usia Muda Dominasi Kasus Kematian DBD di Jabar

- 10 Mei 2024, 08:30 WIB
Ciri Ciri DBD Pada orang dewasa yang ternyata sekarang ini ada perbedaan dengan sebelumnya
Ciri Ciri DBD Pada orang dewasa yang ternyata sekarang ini ada perbedaan dengan sebelumnya /

IDEJABAR - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jawa Barat periode Januari hingga bulan Mei 2024 ini, mencapai 23.255 kasus. Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat menyatakan ada 193 diantaranya dinyatakan meninggal dunia.  

Jumlah itu berdasarkan laporan dari setiap daerah atas kasus DBD yang terjadi di kab/kota yang ada di Jabar. Dan itu merupakan akumulasi dari jumlah seluruh kab/kota yang ada di Jabar.  

Golongan usia antara 15-44 Tahun rentan jadi sasaran DBD  

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jabar, Rochady Hendra Setia Wibawa mengatakan, penyakit DBD di Jabar menyerang semua golongan, dari balita hingga usia lanjut. Tapi, lanjut Rochady, berdasarkan data yang ada kasus DBD ini paling banyak menyerang golongan usia 15-44. Pasalnya, kata Rochady. golongan usia ini memiliki mobilitas tinggi, hingga angkanya mencapai 9.870 kasus dengan tingkat kematian 36 kasus.  

Arsip foto - Petugas melakukan pengasapan (fogging) di permukiman warga
Arsip foto - Petugas melakukan pengasapan (fogging) di permukiman warga

Meski begitu, Rochady memastikan bahwa angka kematian terbesar ada di kelompok usia muda. Sedangkan untuk balita dan usia lanjut tergolong sedikit. Meski begitu, angka kasus DBD di kelompok usia muda sangat kecil dibandingkan lainnya.  

"Kalau kita lihat, angka kematian itu justru banyak golongan umur 5-14 tahun, tapi angka pasien yang terkena DBD ada 7.644 kasus. Untuk di bawah satu tahun angka kasua sedikit," katanya.  

Baca Juga: Di Jabar DBD terus meningkat : Awas, Ada 23.255 Kasus DBD dan 193 Orang Minggal

Diungkapkan Rochady, berdasarkan keterangan dari tenaga kesehatan di kab/kota di Jabar, penyebaran DBD sendiri kini tidak hanya di lingkungan rumah, melainkan sudah sampai tempat kerja dan lingkungan pendidikan.  

"Kalau kita lihat memang penyebaran itu tidak hanya di rumah saja, tapi juga di kantor atau lingkungan sekolah. Apa lagi ditempat yang sanitasi atau kamar mandi dan toilet atau ember tidak rutin di kuras, sehingga berpotensi jadi sarang nyamuk," kata dia.  

Halaman:

Editor: Edi Purnawadi

Sumber: Humas Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah