IDEJABAR – Untuk mengatasi kebocoran retribusi terutama disaat pengunjung membludak, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Pangandaran melakukan digitalisasi tiket sebagai salah satu solusinya. Target utama dari digitalisasi tiket masuk itu, selain mencegah kebocoran, juga mempercepat proses pembayaran.
Mencegah Kebocoran Retribusi Wisata
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Pangandaran, Tonton Guntari, menegaskan proses digitalisasi tiket retribusi wisata itu sebagai salah satu upaya pencegahan terjadinya kebocoran retribusi wisata. Selain mencegah kebocoran, lanjut Tonton, juga sebagai upaya mempercepat proses masuk di pintu masuk.
“Jadi prosesnya akan lebih cepat, sehingga tidak terjadi antrian panjang. Karena berdasarkan analisa kami, kemacetan di objek wisata Pangandaran itu salah satunya dipicu oleh antrian panjang saat membayar retribusi,” papar Tonton.
Menurut Tonton, berdasarkan pada pengalaman, analisa dan masukan dari berbagai pihak, maka salah satu solusinya adalah dengan memanfaatkan digitalisasi tiket sebagai solusi. Pasalnya, kata Tonton, pembayaran tiket secara digital diharapkan dapat mengurangi risiko kebocoran retribusi dan mempermudah serta mempercepat proses pembayaran.
"Kami akan memanfaatkan teknologi ini untuk mempermudah pembayaran tiket," ujar Tonton kepada IDEJABAR via pesan elektriknya, Jum’at (29/03/24) seraya menegaskan bahwa langkah digitalisasi ini diambil sebagai langkah antisipasi terhadap kebocoran yang kerap terjadi di pintu masuk objek wisata.
Baca Juga: Kasus DBD Jabar Tinggi Di Kota Tasik Pasien DBD Mencapai 279 Orang
Meskipun Tonton menyadari bahwa dengan mengadopsi sistem pembayaran digital, risiko kebocoran tidak dapat sepenuhnya dihilangkan. Tapi dengan sistem ini, risiko itu sangat kecil.
Selain itu, diakui Tonton salah satu penyebab utama kebocoran retribusi adalah adanya jalan tikus yang digunakan untuk masuk ke objek wisata tanpa membayar tiket.