Sebuah Refleksi : Puasa, Politik dan Kekuasaan

- 17 Maret 2024, 17:30 WIB
ILUSTRASI: Puasa Ramadhan dan sholat kewajiban muslim, jadwal imsakiyah dan sholat wilayah Kabupaten Majalengka dan sekitarnya, Rabu 27 April 2022
ILUSTRASI: Puasa Ramadhan dan sholat kewajiban muslim, jadwal imsakiyah dan sholat wilayah Kabupaten Majalengka dan sekitarnya, Rabu 27 April 2022 / Pixabay/HamdanSumedang

“Ada saaatnya Kita harus Menyerah pada Waktu.

Ada saatnya Kita harus Berdamai dengan Waktu.

Ada saatnya Kita harus Mempermainkan Waktu,

Dan Ada saatnya Kita harus Acuhkan Waktu..”

anonim

IDEJABAR - Bahwa Bulan Puasa adalah bulan yang penuh berkah, barangkali Bulan Puasa tahun 2024 inilah Bulan Puasa yang bisa dikatagorikan sebagai Bulan Puasa yang multi kepentingan. Karena secara riil pada Bulan Puasa ini ada kepentingan atau kewajiban untuk menjalankan perintah Alloh SWT, ada kepentingan politik via penyelenggaraan pilkada serentak dan ada kepentingan kekuasaan dalam upaya melanggeungkan kekuasaannya.

Jika kita cermati, dari realitas itu ada banyak ruang yang bisa kita kritisi juga kita amini. Ada orang yang dengan segala ketulusan dan kepasrahannya menjalankan ibadah puasa atas dasar kewajiban rutinnya. Hal ini bisa dilihat dari mereka yang tanpa takut dengan apapun, tetap menjalankan ibadah puasa dan berbagai aktivitasnya seperti tahun-tahun sebelumnya.

Tapi ada juga orang yang menjalani bulan puasa ini atas dasar kepentingan politiknya yakni menuju pilkada serentak. Kita lihat, ada beberapa orang yang tiba-tiba melakukan Tarawih Keliling (Tarling) ke berbagai tempat. Ada juga orang yang tiba-tiba jadi dermawan dengan membagi-bagikan sembako atau nasi. Ada pula orang yang tiba-tiba sowan dari tokoh ke tokoh. Sehingga siapapun (sepertinya) bisa melakukan itu dengan satu harapan yakni dirinya muncul menjadi “sosok yang peduli”.

Ada juga orang yang menjalankan puasa demi kelanggeungan kekuasaannya. Ini bisa kita lihat dari munculnya sikap pemimpin dan penguasa yang tiba-tiba (seolah-olah) memperhatikan rakyatnya dengan cara menggelontorkan dana bak air bah dengan tanpa sasaran yang tepat. Sehingga tak sedikit muncul protes atau bahkan kericuhan diberbagai tempat. Akibatnya, bukan kewibawaan yang didapat malah kekecewaan masyarakat yang muncul.

Halaman:

Editor: Edi Purnawadi

Sumber: Tulisan Opini


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah