Network
IDEJABAR. Menghadapi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023 ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut melaui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) telah melakukan koordinasi dengan berbagai instansi dan stakeholders. Koordinasi itu dilakukan, karena Pemkab Garut menyadari bahwa Garut saat ini merupakan salah satu tujuan wisata di masa liburan.
Dalam menghadapi kemacetan yang kerap melanda Garut misalnya, Disbudpar telah melakukan koodinasi dengan TNI/Polri dan Dinas Perhubungan (Dishub). Selain itu, Disbudpar pun telah melakukan pertemuan dengan PHRI, Pengelola Objek Wisata, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) guna membahas masalah kondisi cuaca saat ini.
Himbau Pengunjung Untuk Waspada dan Hati-hati
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kab Garut, Dr. Agus Ismail, ST.MT. mengaku, pihaknya telah melakukan pertemuan dan koordinasi dengan seluruh pihak dan elemen yang berkaitan dengan libur Nataru ini. Kata Agus, koordinasi dengan semua pihak dan stakeholder ini perlu dilakukan, mengingat tempat-tempat wisata di Garut hampir seluruhnya masuk pada katagori Wisata Alam.
“Objek Wisata di Garut ini kan di dominasi oleh Wisata Alam, jadi harus ditegaskan kepada para pengunjung agar hati-hati. Apa lagi saat ini kita tengah berada pada musim hujan. Jadi semua yang terlibat dalam lingkup wisata di Garut ini harus sama-sama memberikan pemahaman kepada para pengunjung agar lebih hati-hati,” tutur Agus saat dihubungi IDEJABAR, via selulernya, Senin, 18 Desember 2023.
Diingatkan Agus, pihaknya telah meminta kepada seluruh jajarannya agar ketika terjadi hujan ditempat wisata yang berlokasi di zona rawan bencana, mereka untuk segera menghimbau pengelolanya agar segera menutupnya. Pun kepada para pengunjung yang berada di lokasi tersebut untuk segera meninggal tempatitu. Hal itu sebagai salah satu bentuk antisipasi agar tidak terjadi sesuatu.
“Terus terang Garut ini kan kaya akan objek wisata alam, tapi Garut pun memiliki titik-titik rawan bencana. Nah ini yang saat ini sedang kami olah dan antisipasi agar tidak terjadi sesuatu ketika hujan turun misalnya,” terang Agus.
Jika ketika sedang berada di Objek Wisata turun hujan, kata Agus, tidak hanya Pengelola Objek Wisata itu yang harus segera menutup lokasinya. Tapi juga para pengunjung pun harus segera meninggalkan tempat tersebut. “Jadi semua pihak harus saling memahami, saling menjaga dan saling mengingatkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” tegasnya***
