IDEJABAR – Tugu Jogja, atau yang dikenal dengan Tugu Pal Putih, merupakan salah satu bangunan ikonik Jogja. Lokasinya di tengah-tengah simpang empat Jl Jendral Soedirman, Jl Pangeran Mangkubumi, Jl. AM Sangaji, dan Jl Diponegoro.
Tugu ini menjadi tempat favorit para wisatawan untuk selfie, kulineran, atau hanya sekedar nongkrong, sehingga tak pernah sepi wisatawan, terutama di malam hari.
Sejarah Singkat Tugu Jogja
Tugu Jogja, awalnya bernama Tugu Golong Gilig yang dibangun Sri Sultan Hamengkubuwono I, pendiri Keraton Yogyakarta tahun 1756. Tugu ini bernilai simbolis, sekaligus merupakan garis imajiner yang menghubungkan laut selatan, Keraton Yogyakarta, dan Gunung Merapi.
Dikutip dari laman Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kota Jogja, pada awalnya, Tugu Jogja secara tegas menggambarkan Manunggaling Kawula Gusti, semangat persatuan rakyat dan penguasa.
Semangat persatuan atau yang disebut golong gilig itu tergambar pada bentuk bangunan tugu: tiangnya berbentuk gilig (silinder) dan puncaknya berbentuk golong (bulat).
Konon pada masa lalu bulatan atau gilig pada puncak tugu digunakan sebagai titik pandang ketika Sri Sultan sinawaka (meditasi) di Bangsal Manguntur Tangkil di Keraton.
Perubahan Bentuk Tugu Setelah Gempa
Tugu Golong Gilig awalnya berbentuk tiang silinder yang mengerucut ke atas dan puncaknya berbentuk bulat dengan ketinggian 25 meter. Sementara bagian dasarnya berupa pagar melingkar.