Network
IDEJABAR - Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI)/Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI asal Jambi, Dato’ Abu Bakar Jamalia, menggelar sosialisasi empat pilar kebangsaan di aula Kecamatan Betara, Tanjung Jabung Barat, Jambi, Minggu (18/5/25).
Tak kurang dari 150 orang memadati aula ini. Mereka terdiri dari para kepala desa berikut tokoh masyarakat.
“Saya sengaja meminta Pak Camat untuk mengumpulkan kepada desa dan tokoh masyarakat pagi ini. Tujuannya, saya ingin meminta kepala para kepala desa dan tokoh masyarakat untuk menjadi pemimpin berjiwa negarawan. Baik sebagai pemimpin desa, atau pun pemimpin spiritual di kawasan Betara,” kata Dato Abu Bakar.
Baca Juga: 262 Pasangan di Kota Tasik Akhirnya Kantongi Buku Nikah, Ada yang Menunggu hingga 7 Tahun
“Jiwa kenegarawanan ini penting, mengingat masyarakat yang bapak-bapak ayomi adalah masyarakat majemuk. Mereka berbeda latar belakang suku dan agama. Betul…?” tanya Dato’ dalam pengantarnya, yang disambut teriakan serempak hadiri. “Betul…”
Didampingi Tony Ernawan Putra selaku Camat Kecamatan Betara, serta Luqman Junaidi sebagai Tenaga Ahli DPD RI, Dato Abu Bakar Jamalia tampil penuh semangat dan berapi-api dalam memaparkan materi.
Dengan suara lantang dan meledak-ledak, di terangkan betapa pentingnya penerapan empat pilar dalam kehidupan sehari-hari.
“Kepala desa adalah ujung tombak dari struktur birokrasi negeri. Karena bapak-bapak semua yang akan didatangi oleh masyarakat untuk mengurus keperluan mereka. Dari yang minta rekomendasi untuk mengurus surat-surat, sampai minta antar ke puskesmas karena akan melahirkan,” ujar Dato bersemangat.
Lebih lanjut, ulama ini menegaskan, “Bapak-bapak yang tahu betul kondisi ekonomi dan status sosial warga. Bapak-bapak tahu betul apa yang diinginkan oleh setiap warga untuk hidup sejahtera. Oleh karena itu, bapak-bapak harus memahami dengan jernih apa itu empat pilar kebangsaan dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan. Kita harus paham apa itu UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika!”
Semangat yang ditampakkan Dato Abu Bakar ternyata menular kepada para peserta. Mereka antusias mengikuti acara. Antusiasme itu semakin terlihat ketika sesi diskusi dibuka.
