IDEJABAR – Tahukah Anda, bangsa Indonesia yang katanya murah senyum, ternyata pernah menjadi bangsa pembantai, dengan korban terbesar keempat di dunia pada abad ke-20 M.
Kenyataan ini tidak banyak diketahui orang, lantaran disembunyikan berbagai pihak, namun tetap dicatat para ilmuwan dan keluarga korbannya
Adapun urut-urutan pembantaian terbesar pada abad ke-20 M itu adalah sbb: pertama pembantaian terhadap kaum Yahudi yang dilakukan NAZI Jerman pada Perang Dunia II (1939-1945); korban yang tewas diperkirakan mencapai 6 juta orang.
Kedua, pembantaian yang dilakukan tentara Pakistan di bawah pimpinan Jenderal Yahya Khan tahun 1971, yang menewaskan sekitar satu sampai tiga juta orang di Bengali. Peristiwa ini kondang dengan nama Genosida Bangladesh 1971.
Ketiga, pembantaian oleh rezim komunis Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot. di Kamboja pada 1975-1979 yang menewaskan hampir 2 juta orang.
Keempat, pembantaian di Indonesia pada 1965-1966, setelah peristiwa Gerakan 30 September (G30S) yang melibatkan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan mengakibatkan sekitar 500 ribu sampai 600 ribu orang tewas. Demikian disampaikan Haim Bresheeth, Stuart Hood and Litza Janz, dalam buku Buntut G30S: Meletus Pembantaian Terbesar Keempat di Dunia (Cambridge: Icon Books Ltd, 1994, hlm. 5)
Memastikan Jumlah Korban
Memang sampai hari ini jumlah korban yang tewas sulit dipastikan. Kita hanya memiliki angka perkiraan yang dianggap masuk akal.
Pada awal Desember 1965 misalnya, sebuah tim dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) menyimpulkan bahwa korban yang terbunuh di seluruh Indonesia berjumlah 78.000 orang.
Jumlah ini jelas keliru karena pembunuhan masih berlangsung hingga setahun kemudian.
Perkiraan jumlah korban yang dilakukan para ahli pun sangat bervariasi, mulai dari yang paling kecil 78.000 orang, hingga yang paling besar 2 juta orang. Perkiraan jumlah korban yang umumnya diterima berkisar antara 500.000-600.000 orang.
Kesulitan menaksir jumlah korban ini dicatat rinci Robert Cribb. Ia memaparkan tabel yang berisi 40 versi perkiraan jumlah korban The Indonesia Killings of 1965-1966, Studies from Jaca and Bali (1999, hlm. 12).
Ahli politik Indonesia Hermawan Sulistyo melengkapi tabel tersebut dalam disertasinya, yang diterbitkan dengan judul, Palu Arit di Ladang Tebu: Sejarah Pembantaian Massal yang Terlupakan (Jombang-Kediri 1965-1966), hlm. 43-46.
Komunisme dan Pembantaian
Dari pengalaman pahit bangsa kita dan seluruh bangsa lainnya di dunika ketika berhadapan dengan komunisme, ada pelajaran penting yang dapat diambil: komunis senantiasa akan membantai sesama saudaranya yang sebangsa dan setanah air.
Pembantaian itu terjadi berulangkali di berbagai negara, seperti Rusia (dulu Uni Soviet), China, Kamboja, Korea Utara, Vietnam, Ethiopia, dan Yugoslavia.
Yang lebih menyesakkan adalah, tak jarang sesama bangsanya itu akan kehilangan rasa kemanusiaannya ketika berhadapan dengan komunisme, kemudian membalas dengan lebih kejam. Inilah yang terjadi di Indonesia: sungguh pelajaran buruk yang jangan sampai terulang.*