IDEJABAR – Tiga hari lagi 580 anggota DPR terpilih periode 2024-2029 akan dilantik (1/10/2024).
Sabtu siang ini (28/1/2024) para anggota terpilih itu dikumpulkan di Hotel Fairmont, Shangri-La, dan Ayana, Jakarta, untuk melakukan kegiatan Pra Pelantikan yang berlangsung sampai Senin (30/9/2024), disusul pelantikan pada esok harinya, Selasa.
Rupanya, salah satu kegiatan penting sebagian anggota DPR terpilih itu adalah berburu ruangan kerja di Gedung Nusantara I, Kompleks MPR/DPR Senayan.
Mengapa?
Ada berbagai alasan. Ada anggota terpilih yang ingin ruangannya memiliki jendela, agar bisa melihat keluar gedung.
Ada yang ingin jendela itu menghadap ke arah mesjid di kompleks MPR/DPR
Ada yang ingin jendelanya menghadap ke lapangan sepak bola mini
Ada yang ingin ruangannya di pojok gang, lantaran dianggap lebih luas. “Ini bapakku pengen ruangan di ujung gang, supaya luas dan ada pemandangan,” kata seorang Tenaga Ahli Anggota DPR RI kepada IDEJABAR.
Ada yang ingin ruangannya lebih luas dari yang lain dan tanpa jendela.
Ada pula yang ruangannya sesuai dengan kepercayaan feng shui, yakni ruangan yang membawa keberuntungan: alias hoki (bahasa China).
Nah yang begini syarat-syaratnya kadang rumit. Misalnya ruangan itu harus menghadap ke Timur, berada di lantai sekian, ukuran lebar jendelanya nanti diatur sekian.
Atau bisa juga ruangan yang nomor sekian, yang diyakini sebagai nomor keberuntungan.
Melobi “Penguasa” Ruangan
Untuk mendapatkan ruangan ini pun, si anggota terpilih harus melobi “penguasa” ruangan kerja. Biasanya si “penguasa” itu ialah Ketua Fraksi. Dialah yang menentukan si A ke ruangan nomor sekian, si B ke ruangan nomor sekian.
Jadi anggota terpilih yang ingin memesan ruangan kerja, harus pandai-pandai melobi Ketua Fraksi partainya.
Bisa juga ia meminta bantuan Kepala Sekretariat (Kaset) Fraksi (jabatan ini dipegang Aparatur Sipil Negara, bukan orang partai) agar “membisiki” Ketua Fraksi, supaya si A diberi ruangan nomor 1116 misalnya.
Nomor ini dianggap cantik, karena 1116 bisa ditafsirkan 1+1+1+6 = 9: angka kemujuran.
Tapi tentu saja angka kemujuran ini hanyalah kepercayaan orang tertentu. Orang yang lain bisa saja tidak percaya.
Kenyataannya, anggota DPR penghuni ruangan 1116 meninggal dunia tepat dua bulan menjelang pelantikan anggota petahana terpilih, padahal ia meraih suara terbesar di daerah pemilihannya.
Yah...namanya juga kepercayaan.
Dalam situasi seperti sekarang, posisi Kaset Fraksi menjadi penting, terutama bagi para anggota yang baru terpilih. Selain bisa membantu memilih ruangan, tentu saja Kaset yang tahu segala macam aturan administrasi dan keuangan anggota DPR.
Termasuk menjelaskan celah-celah dari berbagai aturan yang bisa dimanfaatkan anggota baru.
Dengan kata lain, Kaset di DPR (ada delapan orang, sesuai dengan jumlah partai yang lolos ke Senayan), kini sedang “panen”. Sebab, “tak ada makan siang yang gratis dalam politik”; begitulah kata pepatah kita.*