IDEJABAR – Di Kota Tasik usia produktif jadi yang paling rentan jadi sasaran virus imunodefisiensi manusia (HIV). Buktinya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasik mencatat adanya tren kenaikan penderita HIV/AIDS setelah dilakukan skrening pada warga usia produktif.
Baca Juga: Ternyata Sepi Peminat, Dinkes Bandung Barat Imbau Warga Manfaatkan Cek Kesehatan Gratis
Berdasarkan Data Dinkes Kota Tasik menyebutkan sejak Januari tahun 2004 hingga Mei 2025 secara komulatif jumlah penderita HIV/AID mencapai 1.435 kasus. Dari jumlah itu 8 orang meninggal dunia dan jumlah yang telah di skrening oleh Dinkes mencapai 167.893 orang.
Paling Rentan HIV/AIDS Menyasar Usia Produktif
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasik, Uus Supangat menyebutkan di Kota Tasik sejak Januari hingga Mei 2025 telah terjadi tren peningkatan kasus HIV. Hal itu, kata Uus setelah dilakukan proses skrening terutama pada mereka yang berusia produktif yang memiliki risiko tertinggi.
Menurut Uus, berdasarkan hasil pemeriksaan kepada 16.374 orang melalui skrening tercatat ada 74 orang positif HIV dan 8 orang meninggal. Jika melihat data yang ada, urai Uus, yang paling rentan terjangkit itu adalah mereka yang berada pada posisi usia produktif.
Baca Juga: Kabar Gembira! Mulai Februari 2025, Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) Diluncurkan
"Kasus HIV/AIDS di Kota Tasik sejak Januari hingga Mei 2025 tercatat 8 orang meninggal dan 74 orang positif mengidap HIV. Kasus ini di dominasi oleh mereka yang berada pada posisi usia produktif, jadi sasaran pencegahan ada pada titik itu,” papar Uus kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu kemarin (18/06/25).
Berdasarkan data yang ada, jumlah kasus HIV/AIDS di Kota Tasik berdasarkan usia yakni usi 1 - 10 tahun 1 kasus, 11 - 20 tahun 11 kasus, 21 - 30 tahun 40 kasus atau 54 persen, 31 - 40 tahun 16 kasus atau 22 persen, 41 - 50 tahun 3 kasus, 51 - 60 tahun 3 kasus.
“Kasus paling banyak terjadi akibat hubungan sejenis lelaki seks dengan lelaki (LSL) atau usia produktif dari kalangan pelajar, mahasiswa dan pekerja seks. Kelompok risiko tertular HIV/AIDS juga terjadi pada waria, wanita pekerja seks (WPS),” ungkap Uus.