IDEJABAR – Sudah lama warga Kelurahan Cibaduyut Kidul memahami dan mengelola sampahnya.
Warga sudah mampu mengolah sampah organik dengan metode biokonversi di Rumah Magot di RW 04. Metode ini mampu memusnahkan sampah lebih cepat, tidak berbau, dan menghasilkan kompos organik, serta larva magotnya dapat menjadi sumber protein yang baik untuk pakan unggas dan ikan
Setahun terakhir ini sosialisasi pengelolaan sampah difokuskan kepada peserta Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan orang tuanya. Sebab, pengetahuan pengelolaan sampah perlu dimulai dari keluarga, agar seluruh anggota keluarga bisa memperlakukan sampah dengan baik.
Baca Juga: Tanggulangi Krisis Iklim, PKM FISIP Unpas Sosialisasi Pengelolaan Limbah di SMAS Nasional Bandung
"Saat ini pengelolaan sampah fokusnya di PAUD atau sekolah. Kalau kepada warga itu sudah lama diberikan edukasi sosialisasi dan di tiap RW," kata Lurah Cibaduyut Kidul, Dini Amalia.
Ia menambahkan, sosialisasi kepada siswa PAUD sudah berjalan 1 tahun. Tak hanya kepada siswa, orang tuanya pun diedukasi tentang pengelolaan sampah.
"Di lingkungan PAUD ada bank sampah. Pos PAUD ada 4, salah satunya ada di RW 04 Anyelir, ini bank sampah induk warga," sambung Dini.
Kegiatan edukasi ini disambut baik para orang tua siswa. Mereka pun memiliki pedoman dan berupaya menerapkannya di rumah masing-masing.
Siswa PAUD dan orangtuanya juga telah menabung di Bank sampah unit Anyelir RW 04, pada Kamis setiap satu minggu.
"Anak PAUD dan orang tua siswa wajib membawa sampah non organik. Mereka bawa juga adminitrasi (buku tabungan) khusus menerima sampah dicatat dan konversi ke uang berupa dicatat dalam ukuran tabungan," ungkap Dini.
"Intinya mereka membawa barang sampah non organik itu di catat masuk ke tabungan dan hasilnya menjadi rupiah. tercatat. Diambil 1 semester sekali," imbuhnya.
Pengelolaan sampah sejak usia dini bersama keluarga, memang merupakan salah satu kunci penanganan sampah. Kegiatan seperti ini diharapkan dapat diselenggarakan pula di 151 kelurahan di seluruh Kota Bandung.