Buruh Jabar Ultimatum Pj Gubernur: Tuntut Kenaikan Upah dan Ancam Aksi Tutup Tol Selama 3 Hari

Tayang: 24 September 2024, 11:41 WIB
Penulis: Deni Supriatna
Editor: Adin Supriadi
Ratusan buruh beraksi di depan Gedung Sate Kota Bandung, Kamis 28 Desember 2023. /Kontributor Pikiran Rakyat/Kholid/
Ratusan buruh beraksi di depan Gedung Sate Kota Bandung, Kamis 28 Desember 2023. /Kontributor Pikiran Rakyat/Kholid/ /

DESKJABAR - Gelombang protes buruh di Jawa Barat kembali memanas. Ribuan pekerja dari berbagai serikat buruh bersiap menggelar aksi besar-besaran selama tiga hari berturut-turut mulai 23 hingga 25 September 2024. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Pemprov Jawa Barat yang dinilai tidak berpihak pada kesejahteraan buruh. Para pekerja mengajukan tiga tuntutan utama: kenaikan upah sebesar 7% hingga 14%, penerbitan Peraturan Gubernur (Pergub) terkait upah pekerja di atas satu tahun, serta pencopotan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin.

Baca Juga: Polres Cimahi Ringkus Komplotan Begal, Dua Pelaku Masih Berstatus Pelajar SMA

Ribuan buruh di seluruh wilayah Jawa Barat akan melancarkan aksi unjuk rasa selama tiga hari berturut-turut sebagai puncak kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak memperhatikan nasib pekerja. Aksi ini, yang dijadwalkan berlangsung dari 23 hingga 25 September 2024, digagas oleh Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jawa Barat bersama sejumlah serikat buruh lainnya.

Aksi Besar dengan Tuntutan Tegas

Salah satu tuntutan utama para buruh adalah kenaikan upah sebesar 7% hingga 14% dari Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) yang berlaku tahun ini. Selain itu, mereka mendesak pemerintah provinsi segera menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) yang mengatur upah bagi pekerja yang telah bekerja lebih dari satu tahun.

Namun, yang paling mengejutkan dari aksi ini adalah tuntutan pencopotan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin. Buruh menganggap Bey terlalu arogan dan enggan mendengarkan aspirasi para pekerja. Hal ini disampaikan oleh Dede Rahmat, Sekretaris DPW FSPMI Jawa Barat, yang merasa bahwa nasib buruh kerap diabaikan oleh Pemprov Jawa Barat.

“Buruh sudah berulang kali menyuarakan aspirasi kami, tapi Pj Gubernur seolah-olah tidak peduli dengan kondisi buruh. Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait gugatan buruh sudah jelas, tapi sampai saat ini pemerintah daerah belum mengambil langkah yang nyata,” tegas Dede dalam konferensi pers yang diadakan Senin, 23 September 2024.

Gerakan Longmarch dan Aksi Serentak di Titik Strategis

Sebagai bentuk perlawanan, para buruh akan mengadakan longmarch dari berbagai daerah menuju beberapa titik strategis di Jawa Barat, termasuk Kantor Gubernur di Gedung Sate, rumah dinas gubernur, dan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Barat. Massa yang terdiri dari ribuan buruh ini akan memadati pusat-pusat pemerintahan sebagai simbol ketidakpuasan terhadap kebijakan Pemprov yang dianggap tidak memihak.

“Kami akan bergerak serentak dari berbagai daerah untuk menunjukkan kekuatan buruh Jawa Barat. Tidak ada lagi toleransi untuk kebijakan yang tidak berpihak pada kesejahteraan pekerja. Kami akan menduduki Gedung Sate dan kantor pemerintahan lainnya,” kata Dede dengan penuh semangat.

Ancaman Aksi di Pintu Tol: Memicu Ketegangan

Meski para buruh belum secara resmi mengumumkan penutupan pintu tol, mereka memberikan sinyal kuat bahwa akses menuju pusat pemerintahan, termasuk Gedung Sate, dapat terganggu. Beberapa buruh mengancam akan melakukan blokade di pintu-pintu tol utama, yang bisa menyebabkan kemacetan panjang dan mengganggu aktivitas masyarakat.

Halaman:

Sumber: liputan


Tags

Terkini

Trending

Berita Pilgub