![Pemprov Jabar dan BRIN memberikan pencerahan kepada stakeholder cara menangani stunting agar generasi muda bisa terselamatkan](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2024/06/21/1974557517.jpeg)
Sasarannya, urai Opan, tidak pada anak balita dan ibu hamil saja, tapi juga kepada para calon pengantin dan remaja. Mereka, tutur Opan, diberi pengetahuan mengenai stunting ini. Sehingga paham bagaimana mempersiapkan kelahiran anak agar tumbuh kembang anak stabil.
"Intervensi juga kita lakukan kepada para calon pengantin dan remaja, bahkan para siswa di sekolah agar paham apa itu stunting dan bahayanya terhadap tumbu-kembang anak nantinya," jelas Opan.
Dengan adanya gerakan serentak dan dilakukan semua pihak, maka pada tahun 2024 ini, tegas Opan, angka stunting di Kab Tasik akan turun 6 poin dari tahun sebelumnya menjadi 14 persen.
Perlu diingat, tutur Opan, untuk menghilangkan stunting di Kab Tasik ini bukan perkara yang mudah. Pasalnya, aku Opan, butuh kerja keras dari semua pihak dan yang paling penting adanya kesadaran dari semua warga Kab Tasik tentang pentingnya menjaga kesehatan.
Maka ketika semua kalangan masyarakat paham, dalam menjaga kesehatan dan kecukupan gizi dalam keluarga terutama yang memiliki anak anak, maka bisa dipastikan tumbuh kembang anak akan berjalan secara normal.
![Presiden Jokowi bersama istri saat meninjau pelaksanaan pencegahan Stunting di Bogor](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2024/06/11/2325539774.jpg)
Stunting sendiri adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan atau pada masa awal kelahiran. Hanya saja stunting bisa kelihatan setelah bayi berusia 2 tahun.
Untuk itu para orang tua atau juga para calon orang tua harus mampu memenuhi kecukupan gizi kepada anak sejak bayi dalam kandungan dan juga setelah anak lahir sampai usia 5 tahun. Ketika orang tua paham dengan hal itu, maka anak tidak akan mengalami stunting.***