Meriah, Peluncuran Buku Harun Kabir di Perpustakaan Kota Bogor

IDEJABAR - Peluncuran buku Demi Republik: Perjuangan Kapten Harun Kabir, 1942-1947, karya Hendi Jo, berlangsung meriah di Auditorium Perpustakaan Kota Bogor, Minggu (23/6/2024).

Sekitar 100 hadirin memadati ruangan hingga beberapa orang duduk di gang di antara kursi hadirin dan lantai auditorium.

Hendi Jo(hari) tampil sebagai pembicara dan sejarawan senior Anhar Gonggong sebagai pembahas, serta Kang Ian dari Bogor Historical Walk sebagai moderator.

Harun (ejaan aslinya Haroen) Kabir ialah salah seorang pejuang kemerdekaan di keresidenan Bogor, yang belum begitu dikenal namanya oleh masyarakat di masa kini. Kendati demikian, namanya telah diabadikan sebagai nama jalan di Sukabumi, Bandung, dan Cisarua, Bogor.

Kapten Harun Kabir dilahirkan di Kepatihan Bandung, 5 Desember 1910 dan gugur pada 13 November 1947 di Takokak, Cianjur, dalam usia 37 tahun.

Dalam waktu yang singkat, sekitar satu tahun tiga bulan, ia berjuang mendirikan Laskar Rakyat 33, yang kemudian dilebur ke dalam divisi Siliwangi, untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, hingga gugur sebagai kusuma bangsa.

Tragisnya, Harun dikhianati bangsanya sendiri. Posisi dan rute gerilyanya di Takokak dilaporkan kepada pasukan Belanda. Karena itu pasukan Belanda dapat menyergapnya, lalu membunuhnya bersama para pengawalnya di hadapan anak dan istrinya sendiri. Di masa revolusi (1945-1950), pengkhianatan seperti ini memang kerap terjadi.

Buku ini dapat dinikmati kepada masyarakat, tak lain berkat perjuangan Hendi Djo yang bersusah-payah mencari data ke sana-sini dan menuliskannya dengan menarik, serta dukungan dari berbagai pihak, termasuk keluarga almarhum Harun Kabir.

Dalam pembahasannya, Anhar Gongong mengatakan, “Buku ini bagus. Bab tentang eksekusi Harun Kabir menjadi salah satu yang paling berkesan.”